Sabtu, 23 November 2013


WARNING: PLEASE DON'T READ THIS
THIS WORD JUST SOME AUTHOR'S LITTLE PIECE OF MIND


my own quote

*there are no good or bad for human. the one who describe it is the human itself. so everything is up to yourself wheter you will become a good or become a bad one
hello readers..
i'm so sorry....
can't update maryn....
please wait.....
with my tight schedule, the story will be suspended a while

please forgive me




onde

Jumat, 22 November 2013

maryn part 15

Bel pulang sekolah berbunyi,maryn segera memasukkan buku-buku ke dalam tas sekolahnya. Dan sepeerti biasanya ia selalu memilih pulang belakangan. Maryn terus melihat bangku yang berada persis di belakngnya. Ya bangku itu adalah bangku yang diduduki oleh jono. Maryn merasa aneh denagn jono, tumben-tumbennua jono tak mengikutinya untuk pulang belakngan, malah jono terkesantergesa-gesa untu pulang cepat tadi   
            Sudah dirasa sepi, maryn pun segera keluar dari kelasnya untuk pulang ke rumah.ia menuruni tangga sau-persatu dnegn hati-hati mengingat kakinya masih terluka. Seperti biasnya, maryn mampir terlebih dahulu ke lockr pribadinya. Dan seperti sebelum-seblumnya, lockernya tetap penuh coretan dan makina. Ia terus membuka lemari lockernya. Dan terlihatlah segelintir surat-surat ancaman serta makian menyambut kedatangannya. Tapi ada hal yang tak biasa dilockenya. Yaterdapat sebuah bungkusan kecil berwarna hitam , tergeletak di selasela suratnya. Maryn mengambil bungkusan tersebut dan membukanya. Dia mengintip isi bungkusan tersebut. Oalah.. tak pernah ia duga. Ternyata isi bungkusan itu adalah seasang kaos kaki.
            “Apa-apaan ini! kenapa ada kaos kaki di dalam lockerku?” Tanya maryn pada dirinya sendiri
Maryn tak habis piker sipa kah orang yang telah menaruh kaos kaki ke dalam lockernya. Apa sebenarnya mksud sang pengirim mengirimkan ini? Apakah ia orang  yang menaruh pku-paku itu ke dlam sepatuku? apakah ia sedang menghinaku?Apakah ia piker aku tak mampu membeli sepasang kaos kaki? Jangan-jangan ornag yang menaruh kaos kaki ini adalah orang  menaruh paku-paku ini. ya itu benar, pasti orang itu yang berada dibelakang ini
Mayn meremas kaos kaki itu dengan erat. Sekan-akan menumpahkan semua amarah dan kesialan yang ia alami denagn meremas kaos kaki itu. Matanya yang dipenuhi kebencian menatap kaos kaki yang ada di genggamanna.
“jangan piker aku akan kalah dengan tipuan anak-anak seperti ini! ujar maryn sambil memantapkan hatinya
            Maryn pergi keluar gedung sekolah denagn hati yang massih panas. Sembari membawa kaos kaki itu untuk dibuang ke TPA dibelakang sekolah. ditenagh perjalananya , tanpa sengaja ia melihat kedua sosok yang taka sing lagi dikedua matanya. Ya, pasangan yang tak pernah ia duga bertemu usai sekolah di tempat seperti ini. dan oarng itu adalah Vina dan Jono
            Tanpa sadar, maryn langsung bersembunyi di dekat semak-semak tak jauh dari mereka. berharap ia bisa mencuri dengar pa yang mereka berdua katakana. Ia sangat heran, mangapa jono dan vina harus bertemu diam-diam seperti ini dimbelakang sekolah? apa sebenarnya hubungan mereka berdua?
            Maryn memasangkan kkedua telinganya, dan berusaha berkonsentarasi agar bisa mendengar pembicaraan mereka, namun apa daya ia tetap saja tak bisa mendengarnya sedikitpun kecuali ia harus bersembunyi lebih dekat dengan mereka.maryn pun perlahan-lahan mendekati mereka dengan hati-hati. Ketika mereka sedang sibuk bicara satu sama lain, ia langsung bergegas mencari tempat sembunyi.
“huh, syukur mereka tak melihatku” ujar maryn dalam hati.
Maryn segera memasang telinganya sekali lagi. Ia berusaha berkonsentarasi mendengarkan percakapan mereka berdua walaupun masih terdengar samarsamar
“jadi paku-paku itu berhasil melukainya??” Tanya vina dengan wajah yang serius
“ya. Bnenar”jawab jono singkat
“hm…lalu bagaimana kondisi kak maryn?”tanyanya lagi sambl menaruh jemarinya di bawah dagu, sekan sedang berpikir
“yah..seperi yang kau tahu. Tetap angkuh dan berkepala batu
“jadi ia tetep tak menyerah?”
“ya begitulah. Aku tak mengerti kenapa ada wanita berkepala batu seperti dia”
“aku ingin tahu, smapai kapan iam akn bertahann sepertitu” 
“ entahlah.. anak kepala batu seprti di, tak akn menyerah begitu saja”
“apa dia tak kasihan pada badannya seperrti itu?”
“entahah”
Huh,sudah waktunya untuk pulang. terima kasih atas bantuanmu
“ah taka pa, masalah maryn, akan segera kuselesaikan”
“jika ada apa-apa, tak perlu sungkan untuk menghubungiku. Dah”

Vina dan jono berpisah. Mereka menagmbil rute yang berlawanan. Vina menuju gerbang selatan, seangkan jono akn pulang melalui gerbang utara.keduanya saling menjauh satu sama lain. Hingga hanya maryn yang tersisa.Maryn sunnguh tak percaya akan apa yang ia dengar tdi. Apa sebenarnya hubunbgan antara jono dan vina? Apakah merekalah biang keladi dari semuanyana? Tapi untuk apa mereka melakukan hal yang kotor dan sejauh ini hanya untuk menjatuhkan dirinya? Untuk apa? Apakah mereka begitu tak menyukai diruinya hingga hrus seperti itu?
            Kepala maryn sungguh berat. Otaknya tak mampu memecahkan semua misteri-msteri yang menimpanya. Dengan kaki yang masih tertatih-tatih, maryn segera berdiri dan pulang ke rumahnya
            Di line bakery, maryn bagaikan cangkang tanpa isi. Hanya badannya saja yang bekerja disana, namun pikiran dan jiwanya entah terbang kemana. Bahkan tak pelak ia mrnghela nafas tiap sepuluh emnit sekali. Raina yang tak tahan segera menepuk punggungnya dari belakang
“hei, kau kenapa sich? Tumben tak bersemanagat, biasnya kau yang paling semnagat kalau aku bermalas-malasan sedikit. Kalo ada yang bsa kubantu, bilang saja. Tak usah sungkan.kalau masih dalam jangkauan pasti aku bantu koq” tegur Raina
Maryn hanya menatapnya dengan tatapan kosong. Lalu menghela nafas. Ia sedang tak mood untuk melqadeni Raina. Maryn, mengerti betul, bahwa Raina hanya inginmenghiburnya karena ia sedang tak focus bekerja seperti biasa
“kenapa? Ada masalah di rumah? Atau kau ada masalah di sekolah?”
“ah tak usah khawatir. Aku tak ada masalah dimana-mana kok. Cuma mikirin tentang tugas sekolah” jawab maryn bohong
“benarkah?? Tumben kau neluh kayak gitu?? Emank sulit yach tugasnya..haah sudah kuduga sekolah elit memank beda tugasnya dari sekolah biasa”ujar vina mengerti

Maryn dan raina pun kembali bekeja seperti biasa. Namun dalam pikiran maryn yang plaing dalam, maryn masih memikirkan apa yang ia alami tadi. Bagaimana jono dan vina bertemu diam-diam. Dan bagaimana mereka menusuk maryn dari belakang. Tapi ia tak kan mundur begitu sjaa. Maryn akan terus bertahan. Yah terus bertahan  melawan dominasi dan trik mereka berdua

Selasa, 19 November 2013

hello  readers...
i'm so sorry for the late update... *cry*
raining season is coming (in my home)
n make the signal sooooooo slowwwwwwww


Minggu, 17 November 2013

maryn part 14

Ketujuh

            Gossip di sekolah menyebar denhgan cepatnya bhakan mungkin mengalahkan kecepatan toenado. Baru saja maryn melangkahkan kakinya di sekolah, ia sudah dihujani olehberbagai kasak-kusuk yang tidak enak tentang dirinya. Banyak orang yang mulai menambah-nambahkan berita-berita yang tidak benar tentangnya.mulai dari maryn yang katanya mantan anak maling yang dibuang, tukang penjilat, selalu cari muka dan lain-lain. Tak hanya itu, semua orang mentapnya dengan penuh rasa hina dan jijik. Ia bagaikan seonggok kotoran dig tempat yang bersih. Juga kata-kata pedas tak luput keluar dari bibir-bibir yang tak bertanggung jawab
            Maryn hanyabisa mengacuhkan mereka dan membiarkan hinaan itu berlalu begitu saj. Ia menutup telinga dan matanya rapat-rapat. Tak satupun suara anak-anak itu ia biarkan masuk ke dalam telinganya itu. Maryn mulai mempercepat langkahnya,. Ia bergegas menuju kelasnya yang ada di lantai atas itu. Bukannya ketenangan yang ia dapatan dikelasnya sendiri, maryn malah mendapat cacian yang lebih menyakitkan dari yang ia dapat sebelumya. Ia terus-terusan disindir, dimaki, dihina. Namun maryn terus mencoba menahnnya. Seakin ia menahan diri, dsemakin pedaslah cacian yang dilontarkan teman-temanya itu. Maryn sangat lelah dan sakit hati mendengarnya. Ingin rasanya ia menutup telinganya atau memperban seluruh anak itu satu-persatu. Tapi ia tau jika ia meledak atau marah, itu menandakan ia sudah kalah dari mereka
            Seharian maryn menhan hinaan dan cacian itu. Walaupun ia terus berusaha menahnya, rasanya ia ingin pulang dan lari dari kenyataan ini. Hingga bel pulang menyelematkannya. Seprti biasanya maryn,menunggu sekolah sepi terlebih dahu;lu baru ia pulang. Sama seperti sebelumnya, walupun mereka pulang, tapi mereka tak lupa untuk menghina dan mencaci maki maryn. Terlebih dahulu. Walaupun maryn bisa bertahan seharian ini,namun mendengar cacian dan makian terus-menerus,membuat hati maryn menjadii sesak. Saking sakitnya hinaan-hinaan yang diterima maryn,tanpa sadar tangan dan tubuh maryn bergetar. Bergetar karena tak sanggup lagi menhan rasa kesal,marah sedih yang tak kuat ia pikul sendiri.namun ia tau, ia hanya sendirian di sekolah ini. Ia harus kuat. Kuat untuk dirinya sendiri dan kuat untuk melanjutkan apa yang telah ia mulai
            Setelah sepi, maryn pun bersiap untuk pulang. Ia menuju lokernya dan ternyata lokernya pun tak luput dari serangan.coretan-coretan seperti “anak panti,miskin,maling, pencurui dan lain-lain menghiasi pintu lokernya yang besih itu. Dengn garfiti dan karikatur-karikatur yang memijokkan dirinya.maryn hanya bisa menghembuskan nafasnya melihat pemandangan ini. Ia lalu mengambil jaket dan barang-barangnya dan bersiap untuk pulang. Tapi jono menghalanginya
“ada apa?cepat minggir! Akun ingin pulang dan bersiap untuk bekerja”perintah maryn
Jono tetap menghalanginya sekuat tenaga,maryn berusaha melewati jono,namun jono terus menghalanginya
“berapa lama kau akan bertahan seperti ini?”tanyanya. maryn hanya menatp jonoa dengan tajam.
“kau belum menjawan ertanyaanku kemarin. Jadi apakah kau dalang dibalik semua kejadian ini?lakukan? Aku jono
Brukk..maryn langsung meninju lockernya dengan sangat kuat
“kau bilANG KAU INGIN AKU MUNDUR kan? Jangan pernah berpikir seperti itu lagi. Terlalu dini untukmu untuk bisa membuatku mundur dari jabatanku.”jawab maryn sembari meninggalakan jono yang masih kaget atas reaksi maryn yang tak pernah ia duga itu
*****

            Trttt..trtt…
“halo. Saya raina Bisa bicara dengan maryn.”
“bagaimana raina? Udah dapat info yang aku minta?”Tanya maryn lewat telepon
“Hm.. yang aku denger sich.. anak berandalan itu anak sma ***** . dia memang nak berandalan dari dulu. Mereka memang senang menindas orang koq. Cuma anehnya kenapa ia menindasmu ya? Apa kau pernah membuat masalah dengan mereka?” jawab Raina dari seberang telepon
“aku rasa aku tak pernah membuat masalah dengan mereka, Cuma aku pernah menhajar mereka sebelumnya
“apa! Akau menghajarnya apa kau sudah gila! Panatas saja mereka mencarimu
“tapi itu bukan salahku. Mereka duluan koq yang cari gara-gara. Aku kan Cuma membela diri”
“aaku percaya padamu koq. Aku yakin kau tak sebodoh itu ingin bertarung dengan mereka tanpa alas an yang jelas.
“jadi bagaimana
“aku juga tidak tau. Tapi katanya sich sang boss, risky dan ank buahnya.mm..siapa ya..pa..par..par siapalah itu sedang ada masalah ekonomi gitu. Keduanya sama-sama hanya tinggal dengan ibu mereka di ontrakkan . apalagi sirisky, ia punya 3 adik yag harus ddisekolahin. Jadi sekarng mereka lagi kesulitan begitu
“oh..begitu”
“katanya lagi keluarga risky terancam kelur dari kontrakkan karena sudah 3 bulan mereka nunggak jadi sekarang riski adalah punggung keluarga”
“oh begitu? Terima kasih ya” kata maryn seraya menutup ganggang teleponnya.
Maryn mulai menhubungkan semuanya. Maryn yakin bahwa para berandalan itu pasti disuruh oleh seseorang. Mengingat ekonomi sang bos dan anak buahnya yang sedang memerlukan uang. Kalau ia ada di posisi rixsky dan mendapat tawaran untuk menindas seseorang, tanpa piker panang ia psati akan menerimanya. Namun satu hal yang mengganggu maryn adalah siapakah yang mengirim mereka?jonokah,vinakah atau para kandidat yang lain?
             Ia lalu kembali ke kamar tidurnya. Terlihat jane yang sedang tertidur dengan buku ditangannya. Maryn pun memindahkan buku tersebut dan menyelimuti jane, agar ia tak kedinginan lalu ke meja belajrnya untuk melanjutkan pelajaran yang ia tunda karena meneria telepon dari raina. Maryn membuka bukunya tapi ia tak konsentarsi lagi untuk belajar. Kejadian fitnah, dan kejadian yang kemarin masih terbayang dengan jelas di dalam otaknya. Ditambah lagi banyak fakta-fakta baru yang muncul.seperti hubungan vina dan Belinda yang ternyata mereka adalah saudara sepupu, fakta bahwa viana sangat menginginkan Zerelda menjadi lead team,vina yang membawa kunci ketika ia dikurung di kamar mandi,Risky dan kelompoknya yang ternyata dibayar oleh sesorang elim lagi fakta bahwa  jono uga seprtinya sangat ingin membuat maryn mundur dari posisinya.
            Rasa penasran mulai menjalar dalam tubuh maryn. Dengan begiti banyak fakta yang ia miliki, kenapa ia tak bisa menduga siapa pelaku dibalik semua kejadian ini. Apakah itu jono yang prilakunya naeh dan tak bisa ditebak, ataukah vina? Jangan-jangan malah Belinda yang mengatur semuanya,seenjak Belinda sangat sinis pada maryn akhir-kahir ini. Maryn muli berpikr kembali dan menyocokkan segala kemungkinan-kemungkina yang ada. Jika jono adalah pelkunya,itu bisa saja terjadi tapi untuk apa jonomelakuannya? Toh dia juga terpilih menjadi team yang mewakili lomba.tapi anehnya kenspa jono bertindak seperti ialah yang telah menjebak maryn? Gelagatnya menunjukkan bhwa ialah dalangnya dan ketika ditanya kenapa jono tak mengelak malah seperti mengakuinya.
             Jika vina adalah pelakunya,mungkin saja itu terjadi. Mengingat mungkin saja ia menyuruh seppunya Belinda untuk menbntunya menjatuhkan maryn. Lagipula dengan meyingkirkan maryn, Zerelda ang panutan vina akan mengambil alih atau mungkin saja sebaliknya yaitu Belinda. Ia mungkin saja  menyuruh seppunya vina untuk menbntunya menjatuhkan maryn. Semenjak sedari dulu Belinda tak suka ada orang miskin seperti maryn berada di sekolahitu. Maryn terus berpikir masalah itu hingga tanpa sadar ia terlelap tidur begitu saja
            Rrrttt..rrrttt. jam weker membangunkan maryn. Maryn segera merapikan buku-bukunya yang berserakan dan memasukkan bukunya ke dalam tasnya karena kemarin malam ia tak sempat melakukann hal itu karena ketiduran. Ia pun bergegas mandi, sarapan dan versiap-siap pergi ke sekolah. sesampainya di sekolah,seperti kemarin,ia terus menjadi pusat perhatian. Semuanya terus mentapnya dengan tatapan sinis mereka. dan meekapun terus mengambil jarak dari maryn. Mereka menghindarinya seakan-akan maryn adalah pasien penyakit menular yang akan menularkan penyakitnya pada orang lain yang ada didekatnya. Tak lup mereka juga terusmencemooh maryn dengan kata-kata kasar mereka. maryn pun mengacuhkan mereka semua
            Jam pelajran olahraga dimulai. Anak-anak mulai pergi ke ruang ganti. Maryn berpikir untuk  mengganti pakainanyadi ruang ganti saja. Ia tak mau kejadian seperti disiram air ataupun terkunci di dalam kamar mandi terulang kembali. Tapi ia mengurungkan niatnya. Ia tak ingin membuat masalah lagi. Ia juga tak mau membuat orang kesal dengan kehadirannya. Maryn pun memutusakn untuk kembali berganti baju di toilet saja seperti biasa. Lagipula dengan tetap berganti baju disana, mungkin ia mempunyai peluang untuk menagkap pelku yang ebenarnya.
            Maryn masuk ke toilet dan mengannti bajunya dengan tergesa-gesa. Ia tak mau melewatkan momen untuk menangkap pelaku itu. Namun plakunya tak kunjung dating. Maryn menunggu dan terus menunggu, tapi pelakunya tak menampakkan dirinya. Akhirnya maryn pun terpaksa harus menyerah dan segera pergi
            Hari ini adalah materi senam lantai jadi semua orang akan berolahraga dilapanganindoor. Mengingat untuk senam lantai kan diperlukan pendukung seperti matras. Sebelum melakukan gerakan senam lantai, anak-anak diharuskan untuk melepas epatu mereka dan menaruhnya diluar pintu. maryn dan yang lainnya melepas sepatu meeka dan meanaruhnya dengan rapi diluar pintu dan bersiap mengikuti pelajaran. Pak enid pun memberikan intruksi dan teori sebelum murid-muridnya melakukan gerakan-gerakan senam lantai. Semua anak diberi kesempatan satu-persatu untuk mencoba dibawah bimbingan pak enid sebagai guru olahraga. Tiba-tiba ditengah peljaran muncullah vina semabri membawa map ditangannya. Ia meminta izin pada pak enid untuk mengobrol sebentar dengan Zerelda. zerelda pun keluar dan berbicara dengan vina di depan pintu agar tak mengganggu latihan anak-anak lain. Tak berselang lama kemudian, mereka selesai bicara.dan vina pun pergi. Tak lupa ia juga pamit pada pak enid untuk kembali ke kelas. Dan zerelda pun kembali melanjutkan materi pelajaran olahraganyamg tadi sempat tertunda
            Bel pelajaran telah usai, anak-anak mulai berbaris dan membubarkan diri. Mereka pun memakai sepatunya. Tak terkecuali maryn. Maryn memakai sepatunya dan langsung berdiri dan serr…ia merasa ada sesuatu di dalam septunya. Ketika ia melanhkah, tiba-tiba kakinya tersa amat perih. Maryn pun memeriksa  sepatunya itu dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat sebuah paku paying tertancap dengn manis di telapak kakinya. Maryn langdsng menvcabutnya dan berpura-pura tak ada yang terjadi padanya. Ia tam au orang lain  tau apa yang terjadi padanya. Tapi rasa sakit di kakinya sangat perih terasa. Dan tiba-tiba saja zerelda menghampirinya
“maryn kau oh ya vina bilang, tadi habis pelajaran ini kau disuruh menghadap bu lily di ruangannya” pesan zerelda
“oh ya” jawab maryn sambil tersenyum untuk menutupi rasa sakitnya
            Maryn pun segera ke kamar mandi untuk mengganti bajunya serta menghentikan lkanya. Ia tak punya waktu untuk pergi ke uks yang jauh disana hanya untuk mengobati lukanya itu. Maryn hanya melilitkan saputangan di kakinya yang luka itu untuk menghentikan darah yang mengucur. ia tak mengerti mengapa orang yang ingin menjatuhkannya memakai cara slicik dan kekanak-kanakn ini padanya. Menggunakan paku paying untuk menakutiya. maryn penasaran siapa orang yang berlaku kekanak-knankan ini. Dan teringatlah ia pada sosok vina yang tadi dating pada saat jam pelajaran olahraga. Ya maryn tahu pelkunya. Hanya vina yang bisa melakukan hal ini
            Maryn pun menghadap bu lily. yah seperti yang ia duga bu lily memanggilnya karena masalah yang kemarin itu. Walaupun ia mengeluarkan maryndari psisinya itu, namun tetap saja posisi maryn sudah terancam akan digantkan. Mengingat masalah pencurian itu adalah bukan kasus yang bisa disepelekan. Tap untungnya bu lily tetap percaya pada marym.ia hanya dibei peringatan saja
“bla..na..bla.. yak kamu sekrang bisa kembali ke klas”ujar bu lily mengakhiri pembicaraan yang sudah terlalu lama ituMarinayn pun kluar dari ruang guru dan hendak kembali ke kelsa. Tak disangka-sangka ia berpapasan dengan vina
“wah sang pencuri kita..eh sang ketua yg tak bermoral ini barusan keluar dari ruang guru bukan? Bagaimana? Apakah bu lily telah mengeluarkanmu?”sindir vina
“huh saying sekali diluar dugaanmu. Bu lily tetap petcaya padaku. Kaku kira trick murahan seperti yang kau lakukan bisa menjatuhkanku.
“A..ap mksudmu?? Kau menuduh aku yg telah menjebakmu hah..”katnyan samba memperlihatkan gelagat marah
Maryn terdiam  . ia tak mengiyakan ataupun menyangkal pernyataan yang terlontar dari mulut vina. Walupun begitu.. dalam hatinya ia tetap merasa curiga pada vina
“hm..begitukah..jadi bukankau yang menjebakku? Ujar maryn sambil menatap vina dengan mata penhhsrat ingin berpenrang
“Apa..apaan tatapanmu itu??? Kau curiga aku yg menjebakmu..huh..walaupun au sangat tertarik melakukannya, api aku tak kan merendahkan diriku dihadapan ketua maling sepertimu. Ah..jgn kau ingin mengkambinghitamkan aku..benarkan???
Maryn takmengubris vina..ia tetap diam terhanyut dalam pikirannya.
Hei..hei..HEI maling.....”teriak vina membangunkan maryn
aku takkan keluar dari team ini dengan mudah dan ingat namaku bukan maling. Aku maryn ketua clubmuyg harus kau hormati“ ujar maryn mengakhiri pembicaraan.
Dengan penuh percaya diri maryn  ngeloyor pergi mengglakan maryn. Dengan menhan rasa sakit di kakinya, maryn berusaha menyingkirkan rasa sakitnya itu dan berjalan layaknya tak ada masalah. Vina yang melihat langkah kaki aneeh maryn pun segera menyindirnya
“apa yang terjadi dengan kakimu? Kau mau berpura-pura sakit ddi depan smua orang dan menjilat mereka?
“apa maksudmu? Lohat aku bai-nbaik saja. Takada masalah dengan kakinku. Dan tenang saja aku tak kan memakai trick rejdahan seperto berpur-pura sakit untuk menjilat oerang lain
“Huh au tak akn musdah jatuh begitu saja. Apalagi dengan trik kekanak-kanakan yang kau lakukan” kata maryn dalam hati  sambil memamerkan kakinya yang terlihat biasa-biasa saja dihadapan vina
            Diam-diam maryn pergi ke ruang uks Ia berjalan memutar agar tak terllihat dengan yg lain melewati belakang kelas yg sempit dan becek karena hujaHingga smapailah ia ke tempat yg ia inginkan. Maryn mebuka pintu itu dan tampak seseorang duduk dengan manis ddi kasur uks. Dengan santai, ia duduk dim kasur pasien ambil bersiul tak jelas. Denan pandangan yg kosong ia sesekali mengayunkan kedua kainya. Seakan-akan ia sedangermain layakana bocah-bocah sd. Nak lelaki yang terlihat kesepian. Dan itu adalah simmisterius jono
“knapa kau bengong disitu? Aku tak tau kau punya hobi jadi patung di depan pintu”
Laki-laki itu menoleh kea rah maryn. Tatapannya yang kosong kini lenyap seketika, berganti dengan senyum yang lembut dan penuh perhatian. Senyuman itu sekan akan bisa merobohkan pertahanan maryn. Ia duduk dan menanti maryn untuk menghampirinya.siapa sangka bahwa jono meiliki tatapan penuh kasih sepertiitu.
Sejenak maryn ingin masuk,namun ia urungkan niatnya. Ia tak mau terluhat lemah didepan jono. Rasa angkuhnya melarangnya untuk masuk dan tunduk dihadapan orang seperti jono
Maryn membalikan badanya. Ia bersiap untuk pergi darisana. Namun suara jono mencegahnya
“tunggu…ayo msklah. Pertamatama kau harus merawat kakimu terlebih dahulu”
Jono beranjak dari tempat ia duduk dan menghampiri maryn.
Maryn hanya terkejut mengetahui bahwa jono tau keadaan kakinya.kenapa jono bisa tau bahwa ada masalah dengan kakinya.tanpadisadari jono telah menyeret maryn dan memaksanya untuk duduk di kusi. Ia lalu membuka sepatu maryn namun maryn menarik kakinya
“apa yang kau lakukan? Tanya maryn kaget
“cepat kemarikan kakinmu? aku ta k kan bisa mengobatimu jika ka uterus sepeti itu. Jawabnya singkat
“aku tak perlu belas kasihmu. Lagipula aku baik-baik saja. Jadi kau tak perlu repot-repot mempedulikanku
Jono mengacuhkan maryn dan lansung menyambar aki maryn. Maryn berontak dan melawan lalu jono pun memperkuat genggamannya dan dengan pakasa ia melepas sepatu maryn
            Mata jono terbelalak seketika melihat kondisi kaki maryn. Kakus kakinya  basah terena  percikan darah dari telapak kakinya. Maryn pasrah melihat jono yang mengetahui kondisinya. Ia ak bisa melawan jono lagi. Lalu dengan perlahan jono melepas kaoskaki maryn. Dan membuka lilitan kain yang menutupi luka kakinya. jono segera mencari lap dan air bersih untuk membersihkan luka maryn yang mulai mnegering. Tak lupa ia juga menambil antiseptic dan perban. Perlahan-lahan,jono membersihkan luka maryn. Maryn yang diobati hanya bisa menaduh-af=duh ketika lap basah mengenai lukanya.
“aku tak percaya…kepala batu sepertimu akan mengaduh kesakitan” sindir jono
Maryn diam membisu . ia terlalu malas unuk bertengkar kembali dengan jono.
“kenapa kau diam saja. Apakah akhirnya kausadar apa yang kau lakukan?? Tanya jono sembari menghentikan pekerjananya
“huh..aku malsa untuk menjawab pertanyaanmu”jawab maryn singkat
“kenapa kau keras kepala sekali.  Sudah berapa kali ku ingatkan kau untuk mundur saja. Jkenapa kau tak mengerti juga!!!” seru jono senan meninggikan suaranya
Maryn yang perasaannya kacau balau naik pitam dibentak oleh jono
“Kenapa kau selalu mencampuri urusanku. Sudah kukatakan berkali-kali aku takk akan mundur.”
“dan Jangan cmapuri urusanku”lanjut maryn
Maryn langsung berdiri dan menagmbi sepatudan kaos kakinya. sambil tertatih-tatih ia menuju pintu meninggalakan jono yang masih terbengong-bengong akan perlakuannya. Maryn menyentuh ganggang pintu,bersiap keluar dari ruang trsebut. Ia terhenti sejenak.
“terima kasih” ujar maryn sambil menunduk memunggungi jono untuk menyembunykan rasa malunya lalu bergegas pergi
Jono tak pernah menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut maryn sendiri.  Tak sedikit pun terbesit di pikiranya, bahwa maryn yang angkuh dank eras kepala akanmenundukkan keplanya padanya. Jono tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. Bibirnya membuat simpul senyuman menggembirakan.matanya langsung mmemancarkan rasa bahagia. dan sel-sel otaknya trus-menerus mengulang kejadian tadi.
            Jono membaringkan badannya di tempat tidur tak jauh diari tempat ia duduk dan masih terus-terusan tersenyum tak karuan. Tapi itu tak bertahan lama. Tiba-tiba, senyuman diwajahnya langsum meredup seketia,berganti dengan rasa cemas dn bingung yang kini menghiasai wajahnya. Seakan-akan sedang memanggul tugas yang berat. Matnya yang hitam kilam tak bisa mengungkapkan apa yang ia pikirkan. Semua’a tersembunyi rapat dalam dirinya.
“maryn, maryn, maryn”kaanya terus berulang-ulang
Kata-kata ‘maryn’ terus ia ucapakn. entah untuk dirinya sendiri atau ingin memanggil maryn. Dan tanpa sadar ia pun jatuh tertidur di ruangan itu
            Maryn yang kakinya masih nyeker sambil membawa-baa sepatu di kedua tganyya, segera mencari bangku untuk duduk. Kakinya merespon untuk tidak memaksa untuk berjalan lagi. Setelah menemukan tempat duduk, ia segera memakai kaos kaki dan sepatunya.. ia tak mau harus terus-teruan nyeker. Tanap aia sadari vina dan Zerelda menhampirinya.
“kenpa kau ada disini, maling?” Tanya vina ketus
“namaku bukan MALING, dan abukannya aku bebas berada di mana aza ya. Ini kan bukan sEKOLAHMU VINA. Jawab maryn tak kalah ketusnya
Auara panas menyelimuti mereka berdua. Suasana tegang menghigapi mereka.Zerelda yang tidak tahan segera mengambil sikap untuk mencairkan suasana.
“sudah..sudah..kalian bersdua. Jangan bertingkah sepeti anak sd. Bukannya kalian satu team. Bagaiaman club kita bisa menang kalau anggotanya seperti ini?’ ujar zerelda menyudahi
“kalau bukan karena bu lily, aku tak akan mau satu team dengan MALING seperti dia. Jelas-jelas maling,eh malah gak mau ngaku’sindir zerelda
“harusnya yang bmengatakan itu adalah aku. Kalu bukan bu ily kau jga tidak bakal maw punya annggota sepertimu. Dan satu lagi aku BUKAN MALING
“amaling ya maling” seru vina da memprovokasi
“sudah sudah.  Kakak rasa tidak mungkin ketua kita adalah maling. Pasti ada keslahpahaman. Benarkan maryn??”
“kak, jangan tertipu olehnya kak. Dia kan anak panti ya. Tidak punya uang sama sekali. Ya wajarlah kalau ia maling
Maryn langsung berdiri dan bersiap untuk menampar maryn. Namun zerelda langsung menghalangi maryn
“sudah…sudah…vina, apa kau tak bisa akur dan percauya pada maryn sedikit saja. Ini demi club kita” ujar zerelda membela aryn
Vina terus-teruan memprovokasi maryn. Kuping maryn sudh panas mendebdenga ejekan vina. Namun ia terus mbertahan dann bertahan palagi syukurnya zerelda sedikit membelanya. Amun vina tetep keukeuh bahwa ia adalah maling. Karena tak tahan melihat maryn yang tak segera mengakui perbuatannya , vina tanpa sadar mendorong maryn, namun zerelda yang berusaha melerai merekai berdua terkena imbasnya. Merka berdua kedorong bersama. Kaki zerelda tanpa sengaja menginjak kaki maryn yang masih luka. Dengan reflex maryn pun menjerit kesakitan
“arghhhhh”
Zerelda segera menyingkirjkan akinya. Denagn sigap ia meminta maaf
“ ah sorry..kakimu ga kenapa-kenapa kan?tanya zerelda
Maryn tak menyahut. Ia masih berusaha menahan rasa sakit yang ia derita. Melihat marynkesakitan seperti itu, zerelda segera membuatnya duduk dan melepas sepatu dan kaos kakinya. dan alangkah terkejutnya zerelda melihat kaki maryn di perban seperti itu. Tak terkecuali vina. Ia mersa bersalah karena telah mendorong maryn
“ka..kau. bagaimana kau bisa bertahan dengan luka seperti ini.? Tanya zerelda
Maryn diam tak menyahut
“aoakah ini luka yang kau dapat sehabis olga??”
Darimana kau tahu?? Tanya maryn keheranan
“a..ehm tdi kau jalan kyk orang ketusk paku gtuch. Sehabs olga kuliat jalanmu agak aneh. Maknya aku tahu kakimu sedang terluka.”jawab zerelda
“memngnya keliatan yach loew q gi luka?? Tanya maryn kembali
“ yah lmayan keliatan.”
Maryn melihat ekspresi vina yang merasa bersalah. Ia benar-benar tak menyangka bahwa maryn sedang terluka seperti ini. dan dengan kejamnya, ia malah mengjeknya tnpa henti bahkan mendorongnya. Vina merasa kasihan pada maryn yang harus menderita seperti ini
Tapi disisi lain maryn yang melihat ekspresi bersalah dan cemas vina, tak percaya bahwa vina bisa mengeluarkan ekspresi seperti itu. Ia tpi maryn tak kan mengurangi rasa curiganya pada vina. Mryn yakin, vina hanya berpura-pura atau sedang merencanakan sesuatu. Hm.. ya benarpasti ia sedang berakting dan aku tak boleh kemakan oleh acting murahan vina piker maryn.
            Bel masuk telah bordering. Mereka bertiga bersiap untuk kembali ke kelasnya masing-2
“apa kau butuh bantuan maryn? Tanya zrelda
“tidak perlu” jawab maryn singkat
“a..apa kau perlu kupapah smapai ke kelas? Tanya vina memberanikan diri
Maryn hanya diam mendengar vina. I hanya menatap vina dengan tajam. Maryn tahu, vina pasti sdang mengolok-oloknya di dalm hati. Dan berpura-pura ingin memapahnya agar maryn menyerah dan mundur dari posisi ketua.
“ tidak perlu” jawab maryn sambil berjalan menuju kelasnya dan mennggalkan mereka berdua
                                                            ***

*****

Jumat, 15 November 2013

maryn part 13

hehehe
para readers....
kali ini aku memosting part yang lebihhhh panjang dari biasanya 'believe it'...
welll aku bner" perlu command kalian ..
n please jgn jdi silent reader.....
dengan kalian speak up (harusnya writing up karena g mungkin kan kalian ngomong ama laptop ato komputer dpn kalian), aku jadi tau ni cerita bagus, jelek, biasa aja, aneh dll..
selain itu dengan kalian speak up aku tau nih cerita absurd  yg kubuat perlu dilanjutin atau tidakkk
oh ya....
maaf banget kalo ada typo...
next time (ga tau kapan) aku bakal editin semua yg  udah ku publish biar g susah bacanya(kerena typo)
love u all
the supid author of the year




onde (pen's name)




Keenam

            Hari yang ditunggu-tunggu itu pun tiba,anak-anak kelas XII IA 2 mulai menjalankan rencana mereka. mereka telah menyiapkan rsegaa sesuatunya dengan sangat apik. Mereka bersiap mengerjai sensei yang dikenal sanagt baik ini.
            Sesuai jadwal, sensei pun dating untuk mengajar seperti biasa. Sensei yang polos tak tau bahwa ada jebakan yang telah menantinya di kelas ini. Sensei yang baru masuk kelas tiba-tiba saja melihat sebauah bunga lily segar kesukaannya telah tertancap di vas bunga. Sensei yang pecinta bunga lily pun merasa heran dengan pemandangan ini. Kenapa dikelas ini tiba-tiba ada bunga lily segar? Ditambah lagi kenapa anak-anak tiba-tiba memajang bunga segar di kelas mereka?  Pikirnya heran. Namun ia tak mempedulikannya. Rasa sukanya terhadap bunga lily mengalahkan rasa penasarannya terhadap tingkah anak-anak. Ia pun tak merasa curiga terhadap tingkah anak-anak yang tiba-tiba aneh itu. Sensei mira memang terkenal sebagai pecinta bunga. Dulu sebelum ia menjadi guru, ia pernah bercita-cita menjadi flower arrangement. Namun cita-cita harus kandas ditengah jalan karena orangtuanya tak mau mira menjadi flower arrangement yang tak jelas nantikerjanya. Maklum saja, di Indonesia orang-orang kurang menghargai orang yang bekerja seperti flower arrangement dan sejenisnya. Akhirnya, mau tidak mau sensei harus melihat kenyataan dan mencari pekerjaan yang peluangnya pasti seperti menjadi guru. Walaupun ia tak pernah menyesal menjadi guru, namun kecintaanya terhadap bunga tak pernah pupus di tengah jalan. Dalam hatinya, ia masih mengharapkan bias menjadi flower arrangement walaupun ia tau itu tak akan terjadi
            Sensei mira perlahan-lahan mendekati meja guru dan membelai bunga itu dengan lembut. Ia pun mengambil bunga lily itu dari vasnya dan menghiruaroma bunga yang wangi itu dan tiba-tiba saja tubuhnya langsung bereaksi
            “hatchi…hatsyi…”
Sensei melepas bunga mawar itu dan mengembalikannya ke tempatnya semula. Aneh sekali tumben aku bersin seperti ini,katanya dalam hati. Sensei pun mulai membuka bukunya untuk memulai pelajaran. Namun tiba-tiba saja hidungnya terasa gatal dan ia bersin kembali. Anak-anak yang melihatnya hanya bias menahan tawa melihat sensei yang tak tau apa-apa ini terkena jebakan mereka
            Sensei memulai pelajarannya kembali. Namun lagi-lagi ia bersin. Dan kali ini malah lebih parah dan lebih keras dari biasanya.karena kerasnya bersin sensei, anak-anak pun tak kuat menahan tawa mereka. mereka langsung tertawa lepas melihat sensei yang bersin-bersin. Haatsyi..hatsyi…..tawa mereka yang lepas pun kini terhenti begitu melihat wajah snsei yang berubah menjadi pucat masam. Mereka pun tertunduk diam seketika.ditengah-tengah keheningan kelas, Belindapun memberanikan diri untuk menyodorkan saputangannya pada sensei
“Sensei pakai saja saputangan saya”tawarnya kepada sensei sambil menyodorkannya pada sensei
“ah kau memang baik sekali Belinda. Terima kasih”seraya mengambil saputangan yang disodorkan
            Sensei pun meggunakan saputangan itu. Dan HAAATSYII…bukannya semakin reda, bersinnya malah semakin menjadi-jadi. Anak-anak pun tertawa terpingkal-pingkal melihat sensei mereka. hingga sensei tak kuat lagi menahan rasa malunya dan langsung keluar begitu saja dari kelas tanpa mengambil buku-bukunya. Bukannya sedih melihat sensei yang keluar,anak-anak yang lain malah tertawa menjadi-jadi melihat jebakannmereka berhasil Maryn hanya bisa menatap miris melihat sensei yang keluar dari kelas. Ia yang tidak tahan melihat kelakuan teman-teman sekelasnya pun bangkit dan pergi meninggalkan kelas
            Maryn pergi tanpa tujuan. Ia tak mungkin berada di kantin , ia juga tak mungkin berkeliaran di jam pelajaran. Akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi ke tempat ia biasanya berdiam diri. Ia pun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang belum selesai.berhubung ia tak mempunyai computer dip anti, ia pun berencana untuk mengerjakan tugasnya di computer yang ada di perpustakaan semenjak tak ada yang mau memakainya selain maryn.maryn pun mulai mengetik tugas laporannya dengan serius. Hingga tanpa sadar,ada seseorang yang berada di belakangnya
“hei! Sapa jono
Maryn kaget bukan kepalang. Ia langsung menoleh kebelakang. Dan ternyata orang yang mengagetkannya adalah jono. Ia pun mulai mengatur detak jantungnya kembali yang berdebar-debar arena kaget. Jono yang melihat maryn terkaget,segera meminta maaf. Ia merasa tak enak hati karena telah mengagetkannya.
“apa aku mengagetkanmu? Ah..maaf kalau begitu” kata jono dengan tampang menyesal
“ah taka pa” jawab maryn singkat
“oh ya kemana petugas penjaga perpus ini? Kenapa ia serig tak ada disini? Tanya jono tiba-tiba
“aku juga tidak tau. Petugasnya memang kayak gibi kok. Ya maklumlah,mana ada anak kaum jetset yang mau pinjam-pinjam buku disini.”sindir maryn
“jadi tempat ini kayak tempatmu sendiri donk? Goda jono
            Maryn mengacuhkan jono dan kembali melanjutkan pekerjaanya yang tertunda karena kedatangan jono. Mereka pun terdiam dalam keheningan. Jono pun kembali berusaha mencairkan suasana diantara mereka, namun seperti biasa setiap jono memulai topic pembicaraan, maryn selalu meresponnya dengan singkat padat dan sangat dingin. Ketika diajak bicara, mata maryn tak pernah mau menoleh jono. Ia hanya menatap layar computer yang ada didepannya saja.melihat maryn yang serius bekerja, rasa penasaran jono pun timbul. Ia ingin tau apa sih yang maryn kerjakan sedari tadi? Tak disangka-sangaka ternyata maryn mengerjakan tugas mereka yang belum kelar mereka buat sebelumya. Jono yang masih khawatir atas cidera maryn langsung menawarkan bantuan untuk mengetik, tapi maryn langsung menolaknya. Ia bersikeras bisa menyelesaikannya tanpa bantuan oang lain. Jono yang kesal, langsung mengambil kursi yang ada didekatnya dan menyeretnya ke dekat kursi maryn. Ia menarik maryn dari kursinya dan mendorongnya untuk diduk di kursi yang ia seret tadi. Setelah memindahkanmaryn ia pun duduk di kursi yang tadi maryn duduki. Dengan sigap tangannya melayang di atas keyboard computer seolah-olah ia bersiap-siap menerima perintah mengetik dari maryn.
“ayo!”ajak jono
Maryn yang kebingungan atas kelakuan jono bertanya,”Apa yang Kau lakukan?”
“Apa kau tak bisa melihat? Tenntu saja akan mengetik untukmu. Bahumu masih cidera kan? Sebaiknya kau jangan memaksakan diri”jawab jono
“lagi pula kita kan rekan satu team. Tugas ini juga merupakan tanggung jawabku semenjak aku juga terpilih menjadi wakil sekolah”lanjutnya
            Wajah maryn yang sedari tadi terbengong kini mulai menunjukkan gurantan-guratan perasaan gembira. Ia merasa tersentuh atas sikap jono yang bertanggung jawab dan mau bekerja bersamanya. Tak hanya itu, jono juga peduli dan mau berteman dengan anak kmiskin sepertinya walaupun ia sudah berulangkali menjauhkan jono bahan terkadang bersikap kasar padanya. Maryn dan jono pun terlihat kompak mengerjakan tugas bersama. Jono yang mengetik dan maryn yang membacakan
“untuk bab ini lebih baik kita jadikan blab la bala” kata maryn seraya membolak-balikan buku yang ada dihadapannya”
“bagaimana dengan bahumu?”Tanya jono sambil mengetik apa yang disebutkan maryn tadi
“ah taka pa-apa. Sudah mendingan koq” jawab maryn acuh sambil membolak-balikkan buku serta memperhatikan hasil ketikan jono.
Jonoterpanamelihat begitu acuhnya maryn terhadap dirinya sendiri. Ia terheran-heran melihat maryn yang seolah tak pernah mempedulikan pa yang terjadi pada tubuhnya itu. Padahal maryn adalah wanita, namun ia tak pernah menganggap tubuhnyanitu adalah tubuh seorang anak perempuan yang harus dijaga. Jono tau memang begitulah sikap maryn. Sifat keras kepala dan tidak peduli terhadap diri sendiri merupakan bagian dari diri maryn sejak dulu
“kenapa kau menatapku seperti itu?”protes maryn
“ah tidak. Ayo kita lanjutkan lagi..”ajak jono
“o..oke” jawab maryn sambil melanjutkan kembali pekerjaanya
“maryn, apakah kau membeci teman sekelasmu?”Tanya jono tiba-tiba
“tidak. Aku tak membenci mereka. walaupun aku tak menyukai hal-hal yang mereka lakukan, tapi sebenarnya aku tak membenci mereka. aku tak ingin terlibat dalam masalah mereka”jawab maryn panjang lebar
“lalu kenapa kau terlihat mempunyai jarak dengan mereka?”
“gampang saja. Itu karena mereka tak menerima orang yang bukan berasal dari kaum mereka”
“hm.. tadi kau bilang kau tak ingin terlibat masalah dengan mereka. tapi kenapa kau tak menentang rencana mereka? ah aku tau. Sebenarnya kau peduli dengan mereka bukan?”goda jono
Maryn hanya diam tak mrrespon. Ia tak tau harus mengatakan apalagi kepada jono
“Hm..kau tak menolak ataupun membenarkannya. Jadi aku benar bukan?”simpul jono
“kau benar-benar cerewet. Ayo kerjakan tugas kita”complain maryn
Akhirnya mereka mengerjakan tugas mereka kembali. Hingga bel pergantian menghentikan kerja mereka dan membuat mereka harys kembali ke kelas mereka

*****

Trettt..trettt
Bel tanda mengaso berbunyi. Maryn bergegas keluar dari kelas. Tak sepertibiasanya, ia langsung keluar menuju kantin sekolah. tadi pagi maryn belum sempat sarapan pagi, jadi ia memutuskan untuk jajan di sekolah saja. Maryn hanya bisa membeli roti saja karena hanya rotilah yang bisa membuatnya hemat. Ia tau jika ia membeli makanan berat yang lain, itu hany akan membuang-buang uang jajannya saja
            Terlihatlah kerumunan anak-anak yang menyesaki kantin. Maryn pun mau tidak mau harus menerobos kerumunan itu untuk mencari kue yang ia butuhkan. Sepertin anak-anak lainnya, marynjuga harus ikut berdesak-desakan untuk membeli roti. Dan terkadang ia harus menahn rasa sakit di bahunya akibat tersenggol oleh anak-anak lain. Setelah mendapatkan roti dan membayarnya, ia pun segera keluar dari kerumunan dan menjauh dari kantin yang masih enuh sesak. Setelah itu, ia kembali ke kelas. Ia ingin memakannya di kelas saja. Biasanya kelas akan sepi saat jam istirahat. Untuk mempersingkat waktu, maryn pun memutusakan melewati ruang guru saja. Karena itu jalan tercepat untuk kembali ke kelasKetika sedang melewati ruang itu, tiba-tiba dengan tampang kesal, bu rani memanggil maryn.
“maryn, kamu kelas XII IA 2 kan?”tanyanya
            Bu Rani adalah salah satu waka kesiswaan di sma merpati putih. Ia terkenal akan ketegasannya, ia tak pernah main-main dan selalu tegas terhadap para murid-muridnya. Semua orang takut padanya. Bu rani tak pernag segan-segan untuk menghukum murid di depan semua orang jika ia melihat salah satu muridnya melanggar aturan yang ada. Maka dari itu, tak ada satu orang pun yang mau berurusan dengannya. Sekali saja berurusan dengannya, sensasi ngerinya bisa membuat  bulu kuduk merinding. Jantung maryn beregup kencang ketika bu rani memanggilnya. Ia bertanya Tanya kenapa bu rani memanggilnya? Apakah ia telah berbuat kesalahan? Bulu kuduk maryn langung berdiri seketika. Keringat dingin mengucur deras di seluruh wajahnya. Ia hanya terbengong karena rasa takunya yang sudah menjalar di seluruh tubuh
“Kenapa kamu bengong disana? Ayo sini!”bentak bu Rani
Kaget karena dibentak, maryn pun menghampiri bu rani dengan rasa takut-takut
“kamu kelas XII IA 2 kan?”tanyanya lagi
“a..i..i..iya bu” jawab maryn gugup
“Kalau begitu, kamu mpasti tau tentang bubuk ini kan?”tanyanya sembari menunjukkan bungkusan kecil yang berisi bubuk putih yang sudah sedikit isinya. Maryn memlihat bubuk itu dengan seksama. Sepertinya ia kenal dengan bubuk tersebut.ah.. ia tau. Itu adalah bubuk bersin yang dipakai teman-temannya untuk mengerjai sensei.
“kamu tau siapa dalang yang telah membawa benda ini ke sekolah?”tanyanya lagi
“ibu tau kamu bisa diandalakan. Jangan mencoba untuk melindungi teman-temanmu. Ibu tau kelasmulah yang membawa bubuk ini dan mengerjai sensei mira. Jika kau beritahu ibu, ibu tidak akan menghukum kamu” jelas bu Rani panjang lebar
Maryn terdiam sejenak. Ia tak tau apakah ia harus membocorkannya pada bu rani atau tidak. Burani yang melihat maryn yang bingung langsung mengajak maryn ke ruangannya. Karena dipaksa, mau tidak mau maryn hanya bisa pasrah menuruti kemauan bu rani
            Di pihak lain, Belinda,Rafa dan Darren tanpa sengaja melihat maryn yang masuk ke ruang kesiwaan. Amarah mereka pun langsung memuncak melihat maryn yang menghianati mereka dengan mengadu ke ruang kesiswaan.Mereka pun segera kembali ke kelas mereka untuk menyampaikan berita tersebut
“teman-teman, gawat! Sepertinya maryn telah mengadukan perbuatan kita kepada guru-guru?” teriak Belinda
“apa maksudmu? Bukankah maryn telah sepakat kepada kita untuk tidak membocorkan rencana ini? Kau yakin itu maryn?” Tanya salah satu anak
“Aku yain sekali. Tanya saja Rafa dan Darren”
“ya itu benar” jawab rafa dan Darren serempak
“walaupun aku tak menyukai maryn, tapi ia orang yang bisa dipercaya koq. Rasanya tak mungkin jika ia membocorkan hal ini?” ujar gina, ketua kelas XII IA 2
“tapi buktinya kami lihat dia masuk ke ruang kesiswaan. Coba saja kalian piker, mana ada orang yang mau lewat di depan ruang kesiswaan kecuali mereka punya masalah. Aku tau maryn pasti tak punya masalah jadi ia pasti mengadu pada guru-guru di kesiswaan? Jelas Belinda panjang lebar
“benarkah seperti itu? Mungkin saja ia sedang membibicarakan masalah beasiswanya. Sanggah anak yang lain
“aku sih berharap nbegitu. Hanya saja aku tak yakin masalah itu. Dalam hati maryn ia pasti membenci kita semenjak kita selalu menghinanyaa. Mungkin saja ia ingin membalas perbuatan kita. Ttapi aku berharap apa yang kupikirkan itu tidak terjadi”
“ya kami juga begitu”
“bagaimana jika itu terjadi nanti? Tanya Rafa panic
“kita berdoa saja itu tidak terjadi
Baru saja mereka membicarakan hal itu, tiba-tiba saja terdengar pengumuman yang mengejutkan mereka
“panggilan kepada seluruh anak kelas XII IA 2,diharapkan berkumpul di ruang BK sekali lagi kepada seluruh anak kelas XII IA 2,diharapkan berkumpul di di lapangan upacara”
            Dan apa yang tak mereka inginkan pun terjadi. Seluruh anak kelas XII IA 2 pun disuruh berkumpul di lapangan upacara.dan merekapun mendapatkan hukuman berjemur di lapangan disertai lari mengelilingi lapangan dan lain-lain. Setelah puas menghukum, waka kesiswaan pun tak lupa memberikan mereka ceramah panjang lebar. Setelah mendapatkan hukuman, seluruh anak kelas ia 2 pun kembali ke kelas mereka denagn rasa kesal, marah dan capek.
            Maryn yang tak tau apa-apa pun masuk ke dalam kelas setelah dipanggil oleh bu Rani. Teman-teman yang biasanya cuek akan kehadirannya, tiba-tiba menyambut kedatnagn dengan tatapan yang tajam dan ingin membunuh.
“Huh..sang biang keladi sepertinya dating dengan hati yang berbuna-bunga”sindir Gina
“ya benar. Sang mulut beasr telah kembali ke kandang serigala” sahut Ren
            Maryn yang polos tak mengerti apa yang dimksudkan oleh kedua temannya ini. Akan tetapi yang pasti ia tau, kata-kata itu pasti ditunjukkan untuknya. Karena tak ingin bermasalah dengan teman sekelas, maryn mengacuhkan mereka dan dengan santai ia berjalan menuju tempat duduknya. Namu hal itu tak semudah ia byangkan. Sebelum mencapai singgasananya itu, teman-teman yang lain telah menghalanginya
“minggir.”seru maryn kepada teman-temannya.Namun mereka tak bergerak seinci pun.
“hei tukang ngadu! Kaku tau apa yang telah kau lakukan hah? Gara-gara kau kami harus dihukum!” seru Darren
“benar yang dikatakan Darren. Gara-gara kau kami semua jadi seperti ini” tuduh rafa
“Sudah kuduga. Anak yang bukan dari kalangan kita taunya hanya menjilat saja. Inilah buktinya! Benar kan kataku, ia dating ke ruang bu Rani hanya untuk mengadu tentang perbuatan kita” sindir Belinda
Semua orang menylahkan maryn. Dan terus-terusan menhinanya tanpa henti terutama Belinda Ia sangat semangat untuk menghina dan menyalahkan maryn. Tapi maryn tetap bersikap tenang dan anggun seperti tak ada hal besar yang terjadiskap marn yang tenang itu membuat Belinda makin jengkel. akhirnya ia pun bersiap menjambak rambut maryn. Maryn tak terima diperlakukan seperti itu. Ia pun menepis tangan anak itu dengan kasarnya dari rambutnya. Anak itu pun geram dan hendak melawan maryn kembali. Tapi ntungna bel pergantian teiba-tiba berbunyi disaat yang tepat. Guru yang akan mengajar pelajaran selanjutnya pun telah dating. Dan mereka pun bersigap kembali ke tempat duduk mereka masing-masing untuk kembali melanjutkan pelajaran mereka. termasuk juga maryn
            Pada saat belajar, maryn tak focus mendengarkan segala penjelasan yang guru jelasskan. Ia masih berpikir tentang masalah yang baru saja ia hadapi.  Seharusnya taka ada seorang pun yang tau kalau ia sedang berbicara dengan bu Rani. Dan siapa sebenarnya yang memfitnahnya? Lagi pula kenapa bu Rani bisa menemukan bungkus bubuk bersin itu? Tidak mungkin rasanya jika kelas ia 2 sangat ceroboh hingga barang buti serti itu ketahuan. Lagi pula siapakah yang melihatnya masuk ke ruang kesiswaan.? Bukannya semua orang paling anti melewati rusngan ksesiswaan yang dijaga oleh bu rani itu? Pertanyaan-pertanyaan it uterus muncul dalam pikiran maryn. Ia terus memikirkan jawaban dari pertanyaan itu tapi tak satupun jawaban dari pertanyaan itu terjawab. Namun satuhal  yang maryn yakin adalah ia tau ada seseorang yang ingin menjatuhkannya. Ya ia tau hsl itu
             Keesokan harinya, pada saat jam istirahat pertama maryn brada sendirian di kelas. Semenjak kejadian itu, semua orang bersikap sinis padanya. Tak ada satupun yang berpihak padanya ataupun simpati padanya. Bahkan disaat jam istirahat, semua orang tak mau dekat-dekat dengan maryn. Mereka semua keluar meninggalkan maryn yang sendiri di kelas. Padahal biasnya di jam istirahat, walupun semua anak ke kantin, tapi paling tidak ada beberapa ank yang tetap diam di kelas bersama maryn.Di saat kesendiriannya, tiba-tiba munculah vina. Ia masuk ke dalam kelas maryn lalu menghampirinya dan ingin mengajaknya keluar untuk membicarakan sesuatu
            “hei ayo ikut aku. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Empat mata saja”ajak vina
Maryn merasa aneh dengan sikap vina yang berubah seperti itu. Biasanya vina sangat tidak mau untuk bicara dengan maryn, tapi kenapa tiba-tiba dia yang ingin bicara dengan maryn? Jangan kan untuk bicara biasa, ketika berpapasan dengan maryn, ia dengan sengaja selalu memalingkan mukanya dihadapan maryn. Hm..aneh sekali’pikir maryn
“kenapa kau ingin bicara dengan ku diluar?kelas ini kan hanya ada kau dan aku. Jadi kita bicara saja disini saja” tawar maryn
“tidak bisa. Ayo ikut saja denganku”ajak vina sambil mengambil lengan maryn lalu menyeretnya keluar. Maryn merasa ada sesuatu hal yang aneh dengan sikap vina, namun ia menurut saja
“Lepaskan.aku bisa jalan sendiri”ujar maryn sembari melepaskan gengaman vina
“Ck..ck.. benar yang dikatakan Belinda. Kau anak panti kiskin yang sangat sombong”ejek vina
“apakah kau menyeretku keluar hanya untuk mengata-nagataiku?tanya maryn
“tidak juga. Ayo pergi”
Maryn pun digiring vina menuju tempat yang vina tentukan yaitu di dekat toilet wanita. Tempat yang sanagt sepi dari keneradaan para siswa-siswi.dan juga tempat itu sangat jauh dari kantor guru. Sehingga tempat itu snagt pas untuk menjadi tempat untuk membully seseorang Maryn pun dengan patuh mengikuti kemanapun vina melangkah.disela-sela perjalanan mereka, sesekali maryn ingin mengorek-ngorek informasi dari vina
“tadi kau menyebut-nyebut nama Belinda. Memangnya apa hubunganmu dnegnnya?”
“kenapa kau ingin tahu hubunganku dnegn Belinda?”
“tidak ada. Aku hanya ingin tahu tentangnya saja”
“kau. Mau apa kau dengannya. Jangan sekali-sekali kau berani menyentuh kak Belinda. Asal aku tahu saja. Aku adalah sepupu Belinda”jawab vina dengan nada marah
Maryn terdiam mendengar penjelasan vina.ia lalu menhubungkan masalah Belinda dengan vina. Ia taubelinda dan vina adalh orang yang sangat semangat ingin menjaatuhkan dirinya. Jadi kemungkina besar kejadian-kejadian kemrin adalh perbuatan Belinda atau vina aatau mungkin malah keduanya piker maryn. “tapi jika benar Belinda, untuk apa ia menjatuhkannya? Apakah untuk vina sepupunya? Tapi viand an Belinda tak pernah sekalipun terlihat akrab disekolah? Pikiran-pikiran tersebut kini memenuhi otak maryn. Ia benar-benar bingung akan masalah ini.
“hei kenapa kau terbengong saja?”Tanya vina membangunkan maryn dari lamunannya
“ti..tidak aku hanya sedang berpikir kau dan belinda adalah anak konglomerat terkenal. Berarti dalam  perusahaan ayahmu tedapat dua presdir donk. Tapi kenapa hanya nama ayahmu yang paling terkenal ”jawab maryn ngasal
“oh itu. Ayahku dan paman tidk bekerja dalam satu perusahaan. Paman Andrias bekerja bekerja di perusahaan ayah Zerelda”
“ohh.. berarti kau, Belinda dan Zerelda pasti sangat dekat sekali”komentar maryn
“Tentu saja. Jadi jangan pernah kau berencana untuk berbuat sesuatu pada Belinda. Janganmacm-macam dengan Belinda.Sudah cukup kau mengambil posisi kak Zerelda Jika sampai kau menyaiti Belinda, kau akan tau akibatnya”ancam vina dengan wajah yang serius.tak lama berjalan, mereka pun sampai di tempat tujuan mereka
“apa yang ingin kau bicarakan?tanya vina to the pont
Dengan kepala yanga agka tertunduk dan wajah yang malu, vina menjawab,”aku akan mengatakan hal ini sekali saja. Walaupun aku sangat membencimu, tapi untuk lomba ini akau akan bekerja sama dengamu sebagai rekan satu team. Tapi ingat jika aku melihat kau melakukan kesalahan yang akan merugikan team atau clunb kita, aku tak kan melepaskanmu begitu saja
“itu saja yang ingin kau katakana. Kuno ….”sahut maryn sambil ngeloyor mneingglakan vina sendirian
Vina yang melihat kelakuan maryn pun langsung mendidih kepalnya. Ia terus memaki-maki kelakuan maryn yang tak sopan terhadapnya. Maryn yang cuek saja dan langsung kembali ke kelasnya. Ia ingin melanjutkan membaca buku yang belum selesai ia baca. Baru saja, ia akan membuka bukunya, masuklah jono yang membawa beberapa kue. Ia pun langsung menghampiri maryn dan langsung duduk dihadapannya
“maryn sebaikanya kau jangann sendirian seperti ini. Au tak mau kau kena masalah. Kau tau banyak orang yang membencimu”
Maryn hanya diam melihat jono yang berlaku aneh seperti itu. Ia tak mengerti mengapa jono tiba-tiba memperingatkannya. Maryn pun menatap jono dengan lekt. Ia ingin membaca pikiran jono yang sebenarnya. Tapi seperti biasa, maryn tak ernag bisa mengerti apa yang ada di otak jono
“kenapa kau memandangiku seperti itu? Apa kau jatuh cinta padaku?”goda jono
“huh..apa maksudmu? Jangan bercanda”tepis maryn
“oh ya..kenapa kau tak menjauhiku?”Tanya maryn
“Kenapa aku harus menjauhimu?”Tanya jono balik
“Semua orang bilang aku adalah tukang ngadu yang membuat kalian dihukum. Apakah kau tak marah padaku? Tidakkah kau membenciku?”
“itu kan kata orang lain. Bukan kata-kata dari mulutmu”
“jadi bgaimana jika aku bilang bhwa akulah yang mengatakan hal itu pada bu Rani? Apakah kau akan membenciku?”
Belum sempat jono menjawab pertanyaan maryn, bel masuk bordering dengan nyaringnya. Anak-anak  mulai masuk kelas dan jono pun kembali ke tempat duduknya semula. Pelajaran segera dimulai, pak deni pun masuk untuk mengajar
“anak..anak coba buka buku hala..
Beelum selesai pak deni mengatakan sesuatu, tiba-tiba suara jeritan dari dari dalam kelas itu. Waa..1! suaranya sangat mengelegar dalam ruangan. Ternyata pemilik suara itu adalah kiri, salah satu siswa dari 20 murid  terkaya di sekolah ini. Ayahnya adalah salah satu komite yang dihormati oleh para guru dan staff sma ini.kiri terenal dengn sikapnya yangcerewet, manja dan menyebalakan. Ia suka pamer angkuh sombong dan suka menindas orang yang menurutnya tak selevel dengannya
WAA!! Dompetku hilang”jeritnya sambil panic mencari-cari dompet kesayangannya
“wuahh.. bagaimana ini.itu kan dompet merk Gucci yang limited itu. Barang  itu baru aja dua minggu di relaease ke pasaran. Dompet itukan susah didpatin. Itu kan dompet yang ayah khusus pesan untukku”serunya sambil terus membolak-balikan tasnya yang bermerk brand-brand terkenal. Kiri pun terus mencari-cari dompenya. Satu-persartu barang-barang ia keuarkan dari dalam tasnya untuk mencari dompet Gucci kesayangannya itu. Tapi tetap saja tak menemukannya
“pasti ada yang mengambilnya”celetik salah seorang siswa
“ya di sekolah ini pasti ada pencuri”seru anak yang lain membenarkan
Terjadilah kegaduha di kelas tersebut. Pak deni yang tidak tahan langsung menertibkan kelas yang gaduh terdsebut namun ia sendiri tak mampu menertibkan murid-murid yang panic. Masih ada saja yang gaduh masalah pencurian itu.pak deni yang tak sanngup lalu keluar mencari bantuan. Ia meminta bu Rani untuk membantunya menyelesaikan masalah penting ini. Melihat kelas XII IA 2 yang gaduh bukan main bu rani pun segera berteriak
“Diam semua! Kembali ke tempat duduk kalian masing-masing!”
            Pak deni pun langsung menyuruh semua orang untuk menaruh tasnya untuk digeledah. Pak deni dan bu rani pun langsung menggeledah tas mereka satu-persatu secara seksama. Dan terlihatlah beberapa anak membawa barang-barang yang dilarang di sekolah dan tanpa ampun,bu rani segera menyitanya dan menyruh anak itu ke depan kelas. Sampailah bu Rani ke meja maryn. Ia mulai memerikasa isi tas maryn.a maryn yang tak bersalah dengan santai menghadapi bu rani dan hal tak terduga pun terjadi. Bu Rani menemukan sesuatu. Ya ia menemukan sebuah dompet. Dompet itu mirip dengan dompet yang hilang tersebut. Bu rani segera menarik dompet itu dan memperlihatkannya ke seluruh kelas. Anak-anak lain terkejut melihat dompet itu ditemukan di dalam tas maryn. Mereka tak menyangka bahwa maryn adalah pelkunya.
“maryn kenapa barang ini ada ditasmu?”Tanya bu rani
“sa..saya  juga tidak tau”jawab polos
“pasti bihong bu. Tadi kan hanya ada mary  di kelas sendiri”seru salah seorang anak
“benar itu maryn?”
“saya memang sendirian si kelas bu. Tapi saya tak menvcuri”
“bohong..bohong. mana ada pencuri yang mengaku”
Semua orang memojokkan maryn. Namun maryn mengacuhkannya saja. Ia hanya bisa berharap kepercayaan dari bu rani. Namun apa boleh buat, bu rani juga tak bisa membantunya semenjak semua bukti mengarah padanya. Dan hokum sekolah harus ditegakkan. Tanpa ampun bu rani mengiring maryn ke ruang bk dan memarahinya habis-habisan. Tak hanya itu saja, hukuman membersihkan toilet sepulang sekolh
            Pulang sekolahmaryn harus menjalani hukumannya. Ia mulai mengambil alat kerja dan mulai membersihkan toilet. Tanpa mengeluh ataupun menyesal, msaryn menjalani hukuman atas perbuatan yang tak pernah ia lakukan. Maryn mulai membesrsihkan satu persatu toilet yang ada di sekolah walau dengan hati yang marah,sedih dan kesal
“semuanya telah pulang. Biasnya aku akn pulang pada saat jam-jam seperti ini”kata maryn untuk menyenangkan dirinya sendiri
Maryn mulai berdiri tegak mengistirahatkan punggungnya yang sakit karena hRUS bungkuk membersihkan toilet itu. Dari luar datanhgah jono dengan membawa tasnya
“mau apa kau kesini?”Tanya maryn ketus
“apa kau dating hanya untuk menertawaiku? Silahkan saja tertawa sepuasnya jika kau mau. Aku takkan marah.”lanjut maryn
Jono diam memandang maryn. Ia merasa iba melihat aryn yang harus dihukum membersihkan toilet
“kenapa kau tak mundur saja? Jangan mempersulit dirimu sendiri. Serahkan saja posisimu sekrang dank au tak kan mengalami kesulitan seperti ini.”saran jono
“aku tak akan mundur dari posisiku sekarng. Apapun yang terjadi aku tak kan mundur”jawab maryn pasti
“memangnya apa yang kau harapkan dengan posisi itu. Sudah menyerah saja. Toh kau sudah punya banyak penghargaan sebagi murid yang berprestasi disini”
“kenapa ka uterus meyurihku mundur. Sudaha aku katakana. Aku tak akan mundur.oh aku mengerti jangan-jangan kaulah pelakunya. Sindir maryn
“kau benar-nenar si kepala batu. Ck.. tidak ada perempuan lain yang memiliki kepala sekeras kau.
 Ya..ya..ya aku perempuan kepala batu. Apa kau puas? Jika sudah bissakah kau untuk tidak menganggu pekerjaanku. Aku harus menyelesaikan ini secepat mungkin lalu aku harus bekerja di line bakery”pinta maryn pada jono

Jono pun mengerti. Ia lalu keluar dan pulang meninggalkan maryn yang masih sibuk dengan pekerjannya itu. Setelah jono pergimaryn pun langsung menyelesaikan hukumannya itu

Kamis, 14 November 2013

maryn part 12

                Maryn, jono dan vina berkumpul di perpustakaan untuk membicarakan masalah perlombaan kir yang akan mereka hadapi nanti. Mereka memutuskan untuk berkumpul di perpus karena selain bias mendapata berbagai buku refrensi, di perpus juga tempat yang nyaman dan jarang ada orng yang berada disana
            Maryn and co. mulai merencanakan sesuatu untuk lomba nanti. Mereka mulai menentukan tema,persiapan,langkah-langkah,bahan dan tugas-tugas yang akan dibagi,  Walaupun terkadang vina membantah usul-usul yang dikeluarkan maryn. Walaupun maryn dan vina adalah rekan satu team, akan tetapi tetap saja vina ak bias menerima bahwa maryn adalah team leader dan juga wakil dalam lomba. Ia selalu membantah, mengacuhkan bahkan ia juga kurang kooperatif terhadap maryn. Bahkan,tanpa rasa malu,ia juga terjkadang menyindir-nyindir maryn
            Tak berbeda dari vina, maryn juga seperti itu. Semenjak kejadian-kejadian kemarin, maryn mulai waspada terhadap gerak-gerik vina. Maryn tahu,pasti jebakan-jebakan lainnya telah menunggunya. Entah kapan itu. Tak hanya vina, maryn juga tak percaya dengan jono. Tingkah jono yang aneh dan sulit ditebak membuatnya mencurigainya sebagai salah satu orangyang mengirimkan para berandalan itu atau dengan kata lain ia adalah salah satu orang yang ingin menjatuhkannya.
            Mereka pun bermusyawarah dengan atmosfer berat yang mengelilingi mereka. Walaupun dengan susah payah,akhirnya meeting pun selesai. Beberapa rancangan telah mereka buat dan sepakati bersama. Mereka pun bubar dan kembali ke kelas masing-masing.  Mereka bertiga pun berpisah di tangga karena kelas vina berada di lantai dua sedangkan kelas jono dan maryn ada di lantai tiga. Setelah vina pergi,tinggalah jono dan maryn berdua
“jon, apakah kau yang mengirim para berandalan itu?”Tanya maryn tiba-tiba
            Jono terdiam tak menjawab. Ia tak mengeluarkan ekspresi sedikitpun ketika ditanyai maryn. Maryn pun menatap jono dengan lekat. Ia berusaha mencari petunjuk dari ekspresi jono. Maryn mencoba menebak apa yang jono pikirkan. Namun seperti biasa, maryn tak bias menebak apa yang ada di pikiran jono. Maryn benar benar bingung terhadap tingkah jono. Jono itu musuhku atau temanku? Kenapa dia diam saja ketika ditanya seperti itu? Kenapa ia tak mengiakan ataupun mengelak? Kenapa ia seperti itu?. Pikiran-pikiran seperti it uterus membayangi maryn. Hingga tanpa terasa maryn terus memperhatikan jono. Jono yang sadar akan tingkah laku aneh maryn segera menolehnya
“hei! Kenapa kau melihatku seperti itu?”Tanya jono membangunkan maryn yang tengah melamun
“ah tidak.. aku hanya sedang menunggu jawaban dari pertanyaanku tadi”jawab maryn
“benarkah? Apa itu caramu untuk mendapatkan jawaban yang kau inginkan?
“apa maksudmu? Tanya maryn heran
“melotot pada orang lain. Apa itu caramu untuk membuat orang lain menjawab semua pertanyaanmu? Sindir jono
            Mendengar sindiran jono, kepala maryn pun langsung mendidih. Rasa kesal dan marah menyelimuti maryn. Ia mulai menggenggam rokn ya dengan erat dan mulai menggigiti bibir bawahnya untuk meredakan amarahnya. Sebisa mungkin maryn mencoba menahan amaahnya yang mulai tak terkendali.dan tiba-tiba jono tertawa kecil
“hahaha..aku tak menyangka kau akan sekesal itu.
“si..siapa yang kesal?”tanyamaryn mengelak
Tentu saja kau> mana ada orang yang seslalu mengigiti bibir bawahnya dan mengenggam roknya dengan erat kalau ia tida kesal”
            Naryn pun melepaskan gengaman rok nya. Ia pun merubah ekspresinya menjadi maryn yang tenang seperti biasa
“menjawab pertanyaanmu tadi, bagaimanba jika akulah yang mengirikan orang-orang itu? Apakah kau akan membenciku? Atau kau akan balas dendam padaku?” goda jono
            Maryn terhenyak ementara akan jawaban yang diberikan oleh jono. Ia bingung mengapa jono tak mengelakna saja. Ia malah mengakuinya dengan senang hati. Maryn tak bias mengerti apa maksud dari jawaban jono. Apakah jono ingin menggeretaknya saja? Atau mengancamnya? Maryn terdiam memikirkan sesuaty
“bagaimana? Apakah sekarang kau akan membenciku?apakah kau akan menganggapku musuh?” Tanya jono
            Maryn tersenyum dan tertawa kecil dan berkata,”kau bukan pelakunya kan? Kau hanya kebetulan ada disana dan menikmati segala pertunjukkan. Aku benar kan? Tapi walaupun kau bukan pelakunya,bukan berarti aku akan mengurangi rasa waspadaku. Aku akan terus mengawasimu”ujar maryn dengan penuh percaya diri
“jadi kau menyimpulkan bahwa aku bukanlah pelakunya.”
“ya itu benar. Tapi ingan aku akan tetap mengawasimu.aku tak pernah percaya padamu” ancam maryn
“ ya lebih baik ka uterus mengawasi gerak-gerikku” saran jono sambil memamerakan senyuman mautnya
Maryn mengacuhkan saran jono dan mereka  pun kembali melanjukn perjalanan kembali ke kelas
            Di dalam kelas,terlihat segerombolan anak-anak sedang berkumpul di bangku paling belakang. Mereka terlihat sedang mengerumuni satu dus yang tidak terlalu besar itu.
“hei barag ini kelihatan bagus. Aku tak menyangka ada benda sebagus ini”seru salah satu orang yang membawa bungkus bubuk yang ia ambil dari du situ.
“eh ayo kita coba saja sekarang! Sahut anak perempuan itu pada teman-temanya
Anak-anak lain pun menyetujui usulan anak perempuan itu. Jono yang baru masuk tidak mengerti apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Ia pun menghampiri mereka dan mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan
“apa yang kalian lakukan? Kotak apa itu?dan bubuk apa itu?”tanyanya sambil menunjuk pada kotak dan bubuk yang Darren pegang
“oh ini bubuk bersin. Sekali kita kina bubuk ini katanya kita akan bersin terus menerus. Hebat kan!”jawab Darren sambil memamerkan bubuk bersin yang ia bawa
“bubuk bersin? Darimana kalian mendapat bubuk macam itu?”tanyanya
“oh..  Belinda-lah membawa barang-barang ini.”
“Belinda?”
“ya Belinda. Itu anak perempuan yang sedang mengobrol dengan sintia. Anak yang berambut pendek dan memakai kacamata itu” jawab Darren sambil menunjuk orang yang ia maksud
Jono mencari-cari perempuan yang Darren maksud lalu mengangguk mengerti
“oh.anak yang itu. Lalu apa yang akan kalian lakukan dengan bubuk tersebut?”
Tiba-tiba saja Belinda dating menghampiri jono dan menjawab,” kami akan mengerjai guru-guru. Tapi ini rahasia ya. Apa kau mau ikut?”
Jono berpikir sejenak mengenai tawaran maryn. Ia tau tawaran itu sangat mengasyikkan akan tetapi juga beresiko tinggi jika ketahuan.
“semua orang sudah setuju tinggal kau dan ANAK PANTI YANG MENYEBALKAN ITU” ujar Belinda sambil menatap maryn dengsn tatapan penuh kebencian
Maryn yang tau bahwa Belinda menyindirnya secara tidak langsung pun angkat bicara
“jangan libatkan aku dengan hal-hal bodoh seperti ini. Aku tak ingin terkena masalah karena hal-hal konyol yang kalian lakukan” jawab maryn ketus
Belinda yang mendengar jawaban maryn pun mulai panas telinganya. ia tak bias menerima kata-kata yang diucapka oleh maryn
“kau…kau DASAR ANAK PANTI ASUHAN.kau tidak pantas berada di tempat seperti ini. Kalau bukan karena beasiswa kau pasti tak kan bias menginjakkan kaki di sekolah ini. Ah… aku tau. Kau berkata seperti itu karena kau tak mau beasiswamu dicabut bukan? Dasar miskin.. hahaha” ejek Belinda disertai sorak sorai teman-teman yang lain yang menyetujuinya
            Maryn mengacuhkannya. Ia tau tidak ada gunanya jika harus melawan anak keluaraga berada yang tidak punya kerjaan seperti ini. Ia pun kembali membuka bukunya dan mulai membaca. Melihat sikap maryn yang mengacuhkannya, Belinda pun memalingkan mukanya kea rah jono
“bagaimana? Jangan pedulikan anak miskin itu. Ayo ikut saja.” Ajak Belinda
“hm… sepertinya tidak. Aku harus bersiap-siap mengikuti lomba” tolak jono
“ah saying sekali ya” ujar Darren dan teman-teman yang lain
“ teman-teman, bagaimana kalau kita ubah rencana dan melakukannya di kelas saja?” usul Belinda
“ah.. kau benar” ujar anak-anak yang lain
“hei anak panti! Kau jangan sekali-sekali berani memnocorkan hal ini pada guru-guru. Awas saja jika kau mengadu nanti”ancam Belinda disertai anggukan dari teman-teman sekelas
Maryn hanya menatap mereka dengan tatapan yang dingin lalu kembali membaca bukunya. Dan berkata,”aku tidak akan ikut campur dalam masalah ini. Kalian bias melakukan apapun yang kalian suka tapi tolong jangan libatkan aku dalam kekacauan yang kalian buat”
“baiklah kalau begitu kita sepaka. Jadi rencana ini hanya kita saja yang tau”sahut Belinda pada teman-teman lainnya disambut dengan persstujuan anak-anak yang lain
“eh tunggu dulu. Kali ini siapakah yang akan kita kerjain?”celetuk salah satu murid
“Pertama-tama kita harus cari yang gampang dulu seperti sensei Mira”jawab rafa
            Teman-teman yang lain pun setuju atas usul Rafa. Mereka pun segera berkumpul dan menyusun strategi untuk mengerjai Sensei Mira. Keriuhan anak-anak menyelimuti diskusi itu. Satu persatu mereka saling memberi usul dengan terkadang siselingi oleh canda tawa. Terkecuali untuk kedua orang yang duduk di dekat jendela yaitu jono dan maryn yang tak ikut dalam diskusi kelas tersebut.
            Maryn yang tak kuat mendengar riuhan teman-temannya,bangkit dari kersinya lalu pergi keluar ke perpustakaan. Ia lebih memilih sendiri dengan buku-buku disekelilingnya daripada harus bercengkrama dengan anak-anak keluaraga berada yang selalu merendahkannya.maryn menyusuri blok-blok lemari yang berjajar rapi. Ia menelusuri blok-blok itu hingga mencapai blok yang paling belakang. Blok yang ia cari. Ia mulai menyelipkan tangannya diantara deretan-deretan buku yang masih mulus itu. Satu persatu ditelusurinya buku-buku itu hingga ia mendapat buku yang cukup bagus untuknya. Ia pun segera meraihnya dan membawa buku tersebut dengan tangan kirinya.
“kenapa kau memakai tangan kirimu sejak tadi? Apa kau kidal?”Tanya Jono yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik maryn
“tidak. Memang apa salahnya jika aku memakai tangan kiriku?”Tanya maryn kembali
“tidak salah sich. Hanya aneh saja”
Maryn menuju tempat duduk yang sudah disipakan diikutii oleh jono yang tanpa sungkan langsung duduk di depan maryn
“diantara banyak kursi,kenapa kau harus duduk didepanku?”Tanya maryn risih karena jono duduk di hadapannya
“aku bebas duduk di kursi manapun kan? Hm..tapi aku benar-benar tak menyangka kau akan mengambil buku seperti itu”
“maksudmu buku********. Apa kau piker orang kalangan miskin sepertiku tak boleh membaca buku ini? Ya aku tau memang tak pantas bagi anak dari kalangan sepertiku membaca buku untung kalangan jetset seperti kalian” jawab maryn geram
“bodoh bukan? Ya aku tau aku benar-benar naïf dengan membaca buku ini. Memang tak seharusnya aku membaca ini. Karena orang sepertiku tak mungkin tiba-tiba menjadi salah satu kaum kalian”lanjut maryn
“yak au memang bodoh dan naïf. Tapi menjadi bodoh dan naïf bukanlah hal yang buruk koq. Bukannya dengan begitu kau bias melebihi kaum jetset yang ada di dunia ini. Coba saja kita piker, bukanknah orang sukses sebelumnya adalah orang yang tak memiliki apapun. dan mereka pun sebelumnya menjadi bodoh dan naïf sebelum menjadi orang yang berhasil.”
Maryn tersenyum mendengar penjelasan jono. Ini pertama kalinya ada orang yang mau mendengarkan keluhan maryn dan secara tidak langsung menyemangatinya.
“terima kasih jono. Kau orang pertama yang mau mendengarkan keluhanku”
Atmosfer berat yang ada pada mereka sedikit demi sedikit mulai mencair. Maryn yang selalu dingin dan cuek pada jono, kini mulai membuka hatinya dan mulai bersikap ramah pada temannya ini
“kapan kau punya waktu luang?”Tanya jono tiba-tiba
“waktu luang untuk apa?”Tanya maryn balik
“aku ingin menyelesaikan tugas kita dengan cepat”jawab jono
            “bagaimana dengan vina?”
“kau kan tau kalau vina pasti akan selalu confront denganmu. Lebih baik kita berdua yang menyelesaikannya dulu nanti aku akan meminta bahan yang diperlukan pada vina”
            Oh begitu aku mengerti”
            “Jadi kapan kau punya waktu luang?”
“aku rasa tiga hari lagi. Ya aku libur pada hari sabtu karena bu vivi ada urusan jadi toko tutup.”
            “ike kalu begitu hari sabtu aku akan datng ke rumahmu”simpul jono
****

            Dan benar saja. Sekitar jam empat sore,jono mulai mencari maryn. Ia sudah berada di depan panti dan memanggil-mangil maryn dari luar“maryn..maryn”
Keluarlah seorang anak kecil,berkulit hitam dengan mainan didekapannya
            “kak maryn sedang keluar. Nanti juga dating. Ayo masuk”tawar anak itu pada jono.
Dengan malu-malu jono menerima tawaran itu dan masuk ke dalam panti. Anak itu pun menyuruh jono untuk duduk di ruang tamu, namun jono menolaknya. Ia lebih memilih untuk menunggu maryn di teras depan saja. Tak berselang lama kemudian,maryn pun dating. Ia agak terkejut melihat jono duduk diteras menunggunya
            “ah maaf. Apa kau sudah lama menunggu?”Tanya maryn
            “ah tidak aku juga baru sampai kok”
            “tunggu sebentar dulu. Aku harus membawa barang-barang ini masuk”
            “barang apa itu?”
            “bahan untuk membuat kue untuk dagang besok”
Maryn pun masuk dan menaruh barang-barang yang ia bawa,lalu bergegas pergi ke teras depan menemui jono yang telah menunggunya. Tak pernah disangka oleh maryn pemandangan yang ada dihadapannya itu. Ternyata jono terlihat sedang asik bermain dengan kou dan yang lainnya. Mereka terlihat akrab satu sama lain. Maryn sebenarnya tak ingin mengganggu mereka, namun apa daya tugasnya belum selesai. Ia pun mulai mengusir anak-anak yang sedang bermain dengan jono.
“kou,jane,dan yang lain. Ayo cepat masuk sana! Kakak mau buat tugas. Jangan mengganngu”
Sontak saja, anak-anak langsung cemberut mendengar maryn yang mngusir mereka. Dengan terpaksa mereka menuruti perintah maryn dan masuk ke dalam.
            “aku tak percaya kau bias akrab dengan anak-anak. Padahal aku piker kau adalah orang egois yang hanya memikirkan dirimu sendiri saja”ujar maryn jujur
            “kau kira orang macam apa aku ini”sahut jono dengan agak marah
Maryn pun cekikikan geli melihat reaksi jono. Ia pun duduk di dekat jono. Mereka pun mulai bekerja dengan serius. Begitu seriusnya mereka berdua bekerja, tanpa sadar hari sudah gelap. Perut mereka yang kosong sedari tadi,kini meraung-raung minta diberi makan
            “ah sudah jam makan malam. Ayo kita makan saja didalam”tawar maryn kepada jono
Dengan sopan jono menolak tawaran maryn.ia tak mau merepotkan tuan rumah. Namun maryn terus-terusan memaksanya. Maryn tidak mau jika tamunya kelaparan terus. Apa boleh buat,akhirnya jno pun menerima tawaran maryn.jono pun diantar menuju ruang tengah oleh maryn. Diruang tengah yang sederhana itu,terlihatlah anak-anak panti yang telah duduk di meja makan. Kou,jane,bi ima dan yang lainnya telah duduk bersama di meja yang sederhana itu. Dengan lauk pauk yang sederhana, mereka menunggu maryn dan jono untuk makan bersama mereka. mereka tak akan memulai makan,jika seluruh anggota keluarga tak berkumpul bersama
“ayo duduk. Jangan malu-malu disini. Ya kanggoin lauknya kayak gini”ajak bunda pada jono
Dengan canggung,jono pun duduk disamping maryn. Seperti biasa,sebelum makan mereka berdoa bersama. Suasana hangat terpancar pada makan malam tersebut. Anak-anak kecil yang kelaparan, tanpa sungkan-sungkan mlangsung menyambar makanan yang ada dihadapan mereka tanpa mempedulikan jono yang dating sebagai tamu. Dan tentu saja bi ima dan bunda langsung marah-marah melihat tingkah anak-anak asuh mereka yang kurang sopan didepan jono. Tapi dasar anak-anak,walaupun mereka dimarahi mereka tetap saja begitu. Saling berebut lauk yang mereka suka. Bercanda waktu makan dan terkadang bertengkar dan saling menjahili. Maryn yang merasa tidak enak pada jono langsung meminta maaf pada jono atas kelakuan anak-anak panti. Namun jono hanya cekikiakan geli melihat tingkah anak-anak dan tak mempermasalahkan sikap anak0anak yang kurang sopan. Jono malah senang melihat tingkah anak-anak yang k=lucu dan menggenaskan itu. Maryn pun lega melihat jono yang tak terlalu mempermasalahkan soal tingkah anak-anak yang kurang sopan itu
            Suasana hangat dan kekeluargaan menyelimuti ruanagn itu. Canda tawa tak luput menyelingi acara makan bersama malam itu. Jono juga terlihat bias bergabung dengan kelurga itu. Hingga acara makan bersama itu pun berakhir. Anak-anak kembali ke kamr mereka. mereka bersiap-siap untuk belajar. Tinggalah maryn, bi ima dan jono. Maryn pun mulai membersihkan sisa-siasa makan tadi dan membawanya ke belakang untuk dicuci. Karena merasa ak enak dengan tuan rumah, jono pun membantu maryn untu mencuci peralatan makan mereka. pada awalnya maryn menolak, namun karena jono terus-terusan mekasa ingin membantunya,mau tidajk mau maryn pun mengizinkan jono untuk membntunya
            Tak brselang lama kemudian, pekerjaan mencuci piring pun selesai. Dan mereka pun memutuskan untu kembali memngerjakan tugas mereka. mereka pun kembali ke dalam kesibukan membuat tugas itu. Mereka terus dan terus bekerja dengan giat hingga tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 10.30. rasa kantuk dan lelah telah menjalar dalam tubuh maryn, seskali maryn pun menguap. Jono yang melihat maryn telah lelah bekerja,mulai menghentikan pekerjaanya
“kelihatannya kau sudah mengantuk. Sebaikanya aku pulang sekarang”seru jono
Maryn tetap bekerja dan mengacuhkan jono
“Sebaiknya kau istirahat dulu” saran jono
Lagi-lagi maryn mengacuhkan jono dan bersikeras untuk tetap bekerja menyelesaikan tugasnya yang belum selesai. Ia tetap ,embaca refrensi  lalu menulisnya dalam lembaran kertas lain. Jono yang melihat maryn hanya bias mengernyitkan alisnya
“sudahlah istirahatkanndirim. Jangan memaksakan diri “
“ya aku tau, tapi setelah aku menyelesaikan bagian ini. Lag sedikit koq. Kau bias pulang duluan jika kau lelah. Nanti biar aku yang mnyeleaikan sisanya”
“Dasar Kepala batu”ejek jono
            Maryn hanya bias melotot pada jono yang mengejeknya. Lalu ia pun kembali menyelesaikan tugasnya itu. Jono hanya diam terpaku melihat betapa keras kepalanya maryn.akhirnya karena ia tak sanggup lagi melihat maryn yang keras kepala, ia pun langsung mengambil bukunya dan menjatuhkan bukunya  didepan maryn tepat di laporan yang maryn kerjakan. Maryn pun terkejut atas apa yang dilakukan oleh jono. Ia terbengong melihat laporannya tertutupi oleh buku jono. Lalu ia pun menyingkirkan buku tersebut dari tugas laporannya. Dan lagi-lagi jono kembali menjatuhkan buku itu di depan batang hidungnya. Tapi lagi-lagi maryn menyingkirkan buku tersebut. Dan jono pun kembali menjatuhkan sesuatu di depan maryn, tapi kali ini ia menjatuhkan tas yang ia bawa dan bersimpuh agar sejajar dengan maryn.
            Sekali lagi maryn berusaha menyingkirkan tas jono yang menutupi tugas laporannya namun kali ini jono menghalanginya. Jono langsung memegang pergelangan tangan maryn yang mulai bergerak menyingkirkan tas yang ada dihadapannya
            “Jono lepaskan aku. Aku harus segera menyelesaikan laporan ini”ujar maryn sembari berusaha melepaskan cengkraman jono
Tapi jono tetap tak bergeming. Ia tak mengindahkan perintah maryn. Malah ia makin memperkuat cengkramannya
            “jon, kau bias pulang duluan jika kau mau. Biar aku saja yang menyelesaikan sisanya”
Jono sudah tak tahan lagi dengan sikap maryn yang keras kepala. Kali ini ia menarik kedua tangan maryn dan menguncinya. Lalu ia pun mencondongkan wajahnya kea rah wajah maryn
“sudah hentikan maryn. Apa kau ini adalah workaholic?”Tanya jono sambil mempererat kunciannya
“Kalau aku adalah workaholic, apakah kau ada masalah?”Tanya maryn geram
Jono melepaskan kunciannya. Ia lalu memegang bahu maryn yang cidera. Sontak saja maryn langsung menjerit kesakitan. Cideranya masih belum sembuh ditambah lagi jono yang tiba-tiba memegang bahunya. Melihat maryn yang menjerit kesakitan, jono yang panik pun langsung melepaskan tangannya dari bahu maryn. Ia masih kaget melihat maryn yang hamper menangis karena menahan sakit dibahunya
“ma.maryn. apa aku perlu memanggil bunda? Tanya jono dengan wajah yang masih panic dan bersiap memanggil Bunda
Maryn langsung menarik baju jono. Ia tak mau bunda khawatir atas dirinya
“to..tolong jangan panggil Bunda”pinta maryn
Jono pun mengabulkan permintaan maryn. Ia mengurungkan niatnya untuk memanggil bunda. Jono terus memandangi maryn yang sedang menahan rasa sakitnya. Melihat kesempatan ini, tiba-tiba jono puny aide
“aku tak akan memanggil bunda. Tapi dengan satu syarat. Kau jangan pernah memaksakan dirimu lagi. Sana cepat tidur. Dan kali ini jangan membantah perintahku
Maryn tak punya ilihan lain. Daripada jono harus mengadu pada bunda, lebih baik kali ini ia menuruti perkataan jono. Iapun mengagguk mengiyakan perintah jono
“baiklah”kata maryn

Jono pun senang melihat maryn yang takmembantah apa yang ia katakana. Lalu a pun mengambil buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Kemudian ia pun pamit pulang meninggalkan maryn