onde`s blog
Sabtu, 23 November 2013
Jumat, 22 November 2013
maryn part 15
Bel pulang sekolah
berbunyi,maryn segera memasukkan buku-buku ke dalam tas sekolahnya. Dan sepeerti
biasanya ia selalu memilih pulang belakangan. Maryn terus melihat bangku yang
berada persis di belakngnya. Ya bangku itu adalah bangku yang diduduki oleh
jono. Maryn merasa aneh denagn jono, tumben-tumbennua jono tak mengikutinya
untuk pulang belakngan, malah jono terkesantergesa-gesa untu pulang cepat tadi
Sudah dirasa sepi, maryn pun segera
keluar dari kelasnya untuk pulang ke rumah.ia menuruni tangga sau-persatu dnegn
hati-hati mengingat kakinya masih terluka. Seperti biasnya, maryn mampir
terlebih dahulu ke lockr pribadinya. Dan seperti sebelum-seblumnya, lockernya
tetap penuh coretan dan makina. Ia terus membuka lemari lockernya. Dan
terlihatlah segelintir surat-surat ancaman serta makian menyambut
kedatangannya. Tapi ada hal yang tak biasa dilockenya. Yaterdapat sebuah
bungkusan kecil berwarna hitam , tergeletak di selasela suratnya. Maryn
mengambil bungkusan tersebut dan membukanya. Dia mengintip isi bungkusan
tersebut. Oalah.. tak pernah ia duga. Ternyata isi bungkusan itu adalah seasang
kaos kaki.
“Apa-apaan ini! kenapa ada kaos kaki
di dalam lockerku?” Tanya maryn pada dirinya sendiri
Maryn tak habis
piker sipa kah orang yang telah menaruh kaos kaki ke dalam lockernya. Apa
sebenarnya mksud sang pengirim mengirimkan ini? Apakah ia orang yang menaruh pku-paku itu ke dlam sepatuku?
apakah ia sedang menghinaku?Apakah ia piker aku tak mampu membeli sepasang kaos
kaki? Jangan-jangan ornag yang menaruh kaos kaki ini adalah orang menaruh paku-paku ini. ya itu benar, pasti
orang itu yang berada dibelakang ini
Mayn meremas kaos
kaki itu dengan erat. Sekan-akan menumpahkan semua amarah dan kesialan yang ia
alami denagn meremas kaos kaki itu. Matanya yang dipenuhi kebencian menatap
kaos kaki yang ada di genggamanna.
“jangan piker aku
akan kalah dengan tipuan anak-anak seperti ini! ujar maryn sambil memantapkan
hatinya
Maryn pergi keluar gedung sekolah
denagn hati yang massih panas. Sembari membawa kaos kaki itu untuk dibuang ke
TPA dibelakang sekolah. ditenagh perjalananya , tanpa sengaja ia melihat kedua sosok
yang taka sing lagi dikedua matanya. Ya, pasangan yang tak pernah ia duga
bertemu usai sekolah di tempat seperti ini. dan oarng itu adalah Vina dan Jono
Tanpa sadar, maryn langsung
bersembunyi di dekat semak-semak tak jauh dari mereka. berharap ia bisa mencuri
dengar pa yang mereka berdua katakana. Ia sangat heran, mangapa jono dan vina
harus bertemu diam-diam seperti ini dimbelakang sekolah? apa sebenarnya
hubungan mereka berdua?
Maryn memasangkan kkedua telinganya,
dan berusaha berkonsentarasi agar bisa mendengar pembicaraan mereka, namun apa
daya ia tetap saja tak bisa mendengarnya sedikitpun kecuali ia harus
bersembunyi lebih dekat dengan mereka.maryn pun perlahan-lahan mendekati mereka
dengan hati-hati. Ketika mereka sedang sibuk bicara satu sama lain, ia langsung
bergegas mencari tempat sembunyi.
“huh, syukur mereka
tak melihatku” ujar maryn dalam hati.
Maryn segera
memasang telinganya sekali lagi. Ia berusaha berkonsentarasi mendengarkan
percakapan mereka berdua walaupun masih terdengar samarsamar
“jadi paku-paku itu
berhasil melukainya??” Tanya vina dengan wajah yang serius
“ya. Bnenar”jawab
jono singkat
“hm…lalu bagaimana
kondisi kak maryn?”tanyanya lagi sambl menaruh jemarinya di bawah dagu, sekan
sedang berpikir
“yah..seperi yang
kau tahu. Tetap angkuh dan berkepala batu
“jadi ia tetep tak
menyerah?”
“ya begitulah. Aku
tak mengerti kenapa ada wanita berkepala batu seperti dia”
“aku ingin tahu,
smapai kapan iam akn bertahann sepertitu”
“ entahlah.. anak
kepala batu seprti di, tak akn menyerah begitu saja”
“apa dia tak
kasihan pada badannya seperrti itu?”
“entahah”
Huh,sudah waktunya
untuk pulang. terima kasih atas bantuanmu
“ah taka pa,
masalah maryn, akan segera kuselesaikan”
“jika ada apa-apa,
tak perlu sungkan untuk menghubungiku. Dah”
Vina dan jono
berpisah. Mereka menagmbil rute yang berlawanan. Vina menuju gerbang selatan,
seangkan jono akn pulang melalui gerbang utara.keduanya saling menjauh satu
sama lain. Hingga hanya maryn yang tersisa.Maryn sunnguh tak percaya akan apa
yang ia dengar tdi. Apa sebenarnya hubunbgan antara jono dan vina? Apakah
merekalah biang keladi dari semuanyana? Tapi untuk apa mereka melakukan hal
yang kotor dan sejauh ini hanya untuk menjatuhkan dirinya? Untuk apa? Apakah
mereka begitu tak menyukai diruinya hingga hrus seperti itu?
Kepala maryn sungguh berat. Otaknya
tak mampu memecahkan semua misteri-msteri yang menimpanya. Dengan kaki yang
masih tertatih-tatih, maryn segera berdiri dan pulang ke rumahnya
Di line bakery, maryn bagaikan
cangkang tanpa isi. Hanya badannya saja yang bekerja disana, namun pikiran dan
jiwanya entah terbang kemana. Bahkan tak pelak ia mrnghela nafas tiap sepuluh
emnit sekali. Raina yang tak tahan segera menepuk punggungnya dari belakang
“hei, kau kenapa
sich? Tumben tak bersemanagat, biasnya kau yang paling semnagat kalau aku
bermalas-malasan sedikit. Kalo ada yang bsa kubantu, bilang saja. Tak usah
sungkan.kalau masih dalam jangkauan pasti aku bantu koq” tegur Raina
Maryn hanya
menatapnya dengan tatapan kosong. Lalu menghela nafas. Ia sedang tak mood untuk
melqadeni Raina. Maryn, mengerti betul, bahwa Raina hanya inginmenghiburnya
karena ia sedang tak focus bekerja seperti biasa
“kenapa? Ada
masalah di rumah? Atau kau ada masalah di sekolah?”
“ah tak usah
khawatir. Aku tak ada masalah dimana-mana kok. Cuma mikirin tentang tugas
sekolah” jawab maryn bohong
“benarkah?? Tumben
kau neluh kayak gitu?? Emank sulit yach tugasnya..haah sudah kuduga sekolah
elit memank beda tugasnya dari sekolah biasa”ujar vina mengerti
Maryn dan raina pun
kembali bekeja seperti biasa. Namun dalam pikiran maryn yang plaing dalam,
maryn masih memikirkan apa yang ia alami tadi. Bagaimana jono dan vina bertemu
diam-diam. Dan bagaimana mereka menusuk maryn dari belakang. Tapi ia tak kan
mundur begitu sjaa. Maryn akan terus bertahan. Yah terus bertahan melawan dominasi dan trik mereka berdua
Selasa, 19 November 2013
Minggu, 17 November 2013
maryn part 14
Ketujuh
Gossip di sekolah menyebar denhgan
cepatnya bhakan mungkin mengalahkan kecepatan toenado. Baru saja maryn
melangkahkan kakinya di sekolah, ia sudah dihujani olehberbagai kasak-kusuk
yang tidak enak tentang dirinya. Banyak orang yang mulai menambah-nambahkan
berita-berita yang tidak benar tentangnya.mulai dari maryn yang katanya mantan
anak maling yang dibuang, tukang penjilat, selalu cari muka dan lain-lain. Tak
hanya itu, semua orang mentapnya dengan penuh rasa hina dan jijik. Ia bagaikan
seonggok kotoran dig tempat yang bersih. Juga kata-kata pedas tak luput keluar
dari bibir-bibir yang tak bertanggung jawab
Maryn hanyabisa mengacuhkan mereka
dan membiarkan hinaan itu berlalu begitu saj. Ia menutup telinga dan matanya
rapat-rapat. Tak satupun suara anak-anak itu ia biarkan masuk ke dalam
telinganya itu. Maryn mulai mempercepat langkahnya,. Ia bergegas menuju
kelasnya yang ada di lantai atas itu. Bukannya ketenangan yang ia dapatan dikelasnya
sendiri, maryn malah mendapat cacian yang lebih menyakitkan dari yang ia dapat
sebelumya. Ia terus-terusan disindir, dimaki, dihina. Namun maryn terus mencoba
menahnnya. Seakin ia menahan diri, dsemakin pedaslah cacian yang dilontarkan
teman-temanya itu. Maryn sangat lelah dan sakit hati mendengarnya. Ingin
rasanya ia menutup telinganya atau memperban seluruh anak itu satu-persatu.
Tapi ia tau jika ia meledak atau marah, itu menandakan ia sudah kalah dari
mereka
Seharian maryn menhan hinaan dan
cacian itu. Walaupun ia terus berusaha menahnya, rasanya ia ingin pulang dan
lari dari kenyataan ini. Hingga bel pulang menyelematkannya. Seprti biasanya
maryn,menunggu sekolah sepi terlebih dahu;lu baru ia pulang. Sama seperti
sebelumnya, walupun mereka pulang, tapi mereka tak lupa untuk menghina dan
mencaci maki maryn. Terlebih dahulu. Walaupun maryn bisa bertahan seharian
ini,namun mendengar cacian dan makian terus-menerus,membuat hati maryn menjadii
sesak. Saking sakitnya hinaan-hinaan yang diterima maryn,tanpa sadar tangan dan
tubuh maryn bergetar. Bergetar karena tak sanggup lagi menhan rasa kesal,marah
sedih yang tak kuat ia pikul sendiri.namun ia tau, ia hanya sendirian di
sekolah ini. Ia harus kuat. Kuat untuk dirinya sendiri dan kuat untuk
melanjutkan apa yang telah ia mulai
Setelah sepi, maryn pun bersiap
untuk pulang. Ia menuju lokernya dan ternyata lokernya pun tak luput dari
serangan.coretan-coretan seperti “anak panti,miskin,maling, pencurui dan
lain-lain menghiasi pintu lokernya yang besih itu. Dengn garfiti dan
karikatur-karikatur yang memijokkan dirinya.maryn hanya bisa menghembuskan
nafasnya melihat pemandangan ini. Ia lalu mengambil jaket dan barang-barangnya
dan bersiap untuk pulang. Tapi jono menghalanginya
“ada apa?cepat
minggir! Akun ingin pulang dan bersiap untuk bekerja”perintah maryn
Jono tetap
menghalanginya sekuat tenaga,maryn berusaha melewati jono,namun jono terus
menghalanginya
“berapa lama kau
akan bertahan seperti ini?”tanyanya. maryn hanya menatp jonoa dengan tajam.
“kau belum menjawan
ertanyaanku kemarin. Jadi apakah kau dalang dibalik semua kejadian ini?lakukan?
Aku jono
Brukk..maryn
langsung meninju lockernya dengan sangat kuat
“kau bilANG KAU
INGIN AKU MUNDUR kan? Jangan pernah berpikir seperti itu lagi. Terlalu dini
untukmu untuk bisa membuatku mundur dari jabatanku.”jawab maryn sembari
meninggalakan jono yang masih kaget atas reaksi maryn yang tak pernah ia duga
itu
*****
Trttt..trtt…
“halo. Saya raina
Bisa bicara dengan maryn.”
“bagaimana raina?
Udah dapat info yang aku minta?”Tanya maryn lewat telepon
“Hm.. yang aku
denger sich.. anak berandalan itu anak sma ***** . dia memang nak berandalan
dari dulu. Mereka memang senang menindas orang koq. Cuma anehnya kenapa ia
menindasmu ya? Apa kau pernah membuat masalah dengan mereka?” jawab Raina dari
seberang telepon
“aku rasa aku tak
pernah membuat masalah dengan mereka, Cuma aku pernah menhajar mereka
sebelumnya
“apa! Akau
menghajarnya apa kau sudah gila! Panatas saja mereka mencarimu
“tapi itu bukan
salahku. Mereka duluan koq yang cari gara-gara. Aku kan Cuma membela diri”
“aaku percaya
padamu koq. Aku yakin kau tak sebodoh itu ingin bertarung dengan mereka tanpa
alas an yang jelas.
“jadi bagaimana
“aku juga tidak
tau. Tapi katanya sich sang boss, risky dan ank buahnya.mm..siapa ya..pa..par..par
siapalah itu sedang ada masalah ekonomi gitu. Keduanya sama-sama hanya tinggal
dengan ibu mereka di ontrakkan . apalagi sirisky, ia punya 3 adik yag harus
ddisekolahin. Jadi sekarng mereka lagi kesulitan begitu
“oh..begitu”
“katanya lagi keluarga
risky terancam kelur dari kontrakkan karena sudah 3 bulan mereka nunggak jadi
sekarang riski adalah punggung keluarga”
“oh begitu? Terima
kasih ya” kata maryn seraya menutup ganggang teleponnya.
Maryn mulai
menhubungkan semuanya. Maryn yakin bahwa para berandalan itu pasti disuruh oleh
seseorang. Mengingat ekonomi sang bos dan anak buahnya yang sedang memerlukan
uang. Kalau ia ada di posisi rixsky dan mendapat tawaran untuk menindas
seseorang, tanpa piker panang ia psati akan menerimanya. Namun satu hal yang
mengganggu maryn adalah siapakah yang mengirim mereka?jonokah,vinakah atau para
kandidat yang lain?
Ia lalu kembali ke kamar tidurnya. Terlihat
jane yang sedang tertidur dengan buku ditangannya. Maryn pun memindahkan buku
tersebut dan menyelimuti jane, agar ia tak kedinginan lalu ke meja belajrnya
untuk melanjutkan pelajaran yang ia tunda karena meneria telepon dari raina.
Maryn membuka bukunya tapi ia tak konsentarsi lagi untuk belajar. Kejadian
fitnah, dan kejadian yang kemarin masih terbayang dengan jelas di dalam
otaknya. Ditambah lagi banyak fakta-fakta baru yang muncul.seperti hubungan
vina dan Belinda yang ternyata mereka adalah saudara sepupu, fakta bahwa viana
sangat menginginkan Zerelda menjadi lead team,vina yang membawa kunci ketika ia
dikurung di kamar mandi,Risky dan kelompoknya yang ternyata dibayar oleh
sesorang elim lagi fakta bahwa jono uga
seprtinya sangat ingin membuat maryn mundur dari posisinya.
Rasa penasran mulai menjalar dalam
tubuh maryn. Dengan begiti banyak fakta yang ia miliki, kenapa ia tak bisa
menduga siapa pelaku dibalik semua kejadian ini. Apakah itu jono yang
prilakunya naeh dan tak bisa ditebak, ataukah vina? Jangan-jangan malah Belinda
yang mengatur semuanya,seenjak Belinda sangat sinis pada maryn akhir-kahir ini.
Maryn muli berpikr kembali dan menyocokkan segala kemungkinan-kemungkina yang
ada. Jika jono adalah pelkunya,itu bisa saja terjadi tapi untuk apa
jonomelakuannya? Toh dia juga terpilih menjadi team yang mewakili lomba.tapi
anehnya kenspa jono bertindak seperti ialah yang telah menjebak maryn?
Gelagatnya menunjukkan bhwa ialah dalangnya dan ketika ditanya kenapa jono tak
mengelak malah seperti mengakuinya.
Jika vina adalah pelakunya,mungkin saja itu
terjadi. Mengingat mungkin saja ia menyuruh seppunya Belinda untuk menbntunya
menjatuhkan maryn. Lagipula dengan meyingkirkan maryn, Zerelda ang panutan vina
akan mengambil alih atau mungkin saja sebaliknya yaitu Belinda. Ia mungkin
saja menyuruh seppunya vina untuk menbntunya
menjatuhkan maryn. Semenjak sedari dulu Belinda tak suka ada orang miskin
seperti maryn berada di sekolahitu. Maryn terus berpikir masalah itu hingga
tanpa sadar ia terlelap tidur begitu saja
Rrrttt..rrrttt. jam weker
membangunkan maryn. Maryn segera merapikan buku-bukunya yang berserakan dan
memasukkan bukunya ke dalam tasnya karena kemarin malam ia tak sempat
melakukann hal itu karena ketiduran. Ia pun bergegas mandi, sarapan dan
versiap-siap pergi ke sekolah. sesampainya di sekolah,seperti kemarin,ia terus
menjadi pusat perhatian. Semuanya terus mentapnya dengan tatapan sinis mereka.
dan meekapun terus mengambil jarak dari maryn. Mereka menghindarinya
seakan-akan maryn adalah pasien penyakit menular yang akan menularkan
penyakitnya pada orang lain yang ada didekatnya. Tak lup mereka juga
terusmencemooh maryn dengan kata-kata kasar mereka. maryn pun mengacuhkan
mereka semua
Jam pelajran olahraga dimulai.
Anak-anak mulai pergi ke ruang ganti. Maryn berpikir untuk mengganti pakainanyadi ruang ganti saja. Ia
tak mau kejadian seperti disiram air ataupun terkunci di dalam kamar mandi
terulang kembali. Tapi ia mengurungkan niatnya. Ia tak ingin membuat masalah
lagi. Ia juga tak mau membuat orang kesal dengan kehadirannya. Maryn pun
memutusakn untuk kembali berganti baju di toilet saja seperti biasa. Lagipula
dengan tetap berganti baju disana, mungkin ia mempunyai peluang untuk menagkap
pelku yang ebenarnya.
Maryn masuk ke toilet dan mengannti
bajunya dengan tergesa-gesa. Ia tak mau melewatkan momen untuk menangkap pelaku
itu. Namun plakunya tak kunjung dating. Maryn menunggu dan terus menunggu, tapi
pelakunya tak menampakkan dirinya. Akhirnya maryn pun terpaksa harus menyerah
dan segera pergi
Hari ini adalah materi senam lantai
jadi semua orang akan berolahraga dilapanganindoor. Mengingat untuk senam
lantai kan diperlukan pendukung seperti matras. Sebelum melakukan gerakan senam
lantai, anak-anak diharuskan untuk melepas epatu mereka dan menaruhnya diluar
pintu. maryn dan yang lainnya melepas sepatu meeka dan meanaruhnya dengan rapi
diluar pintu dan bersiap mengikuti pelajaran. Pak enid pun memberikan intruksi
dan teori sebelum murid-muridnya melakukan gerakan-gerakan senam lantai. Semua
anak diberi kesempatan satu-persatu untuk mencoba dibawah bimbingan pak enid
sebagai guru olahraga. Tiba-tiba ditengah peljaran muncullah vina semabri
membawa map ditangannya. Ia meminta izin pada pak enid untuk mengobrol sebentar
dengan Zerelda. zerelda pun keluar dan berbicara dengan vina di depan pintu
agar tak mengganggu latihan anak-anak lain. Tak berselang lama kemudian, mereka
selesai bicara.dan vina pun pergi. Tak lupa ia juga pamit pada pak enid untuk
kembali ke kelas. Dan zerelda pun kembali melanjutkan materi pelajaran
olahraganyamg tadi sempat tertunda
Bel pelajaran telah usai, anak-anak
mulai berbaris dan membubarkan diri. Mereka pun memakai sepatunya. Tak
terkecuali maryn. Maryn memakai sepatunya dan langsung berdiri dan serr…ia
merasa ada sesuatu di dalam septunya. Ketika ia melanhkah, tiba-tiba kakinya
tersa amat perih. Maryn pun memeriksa
sepatunya itu dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat sebuah paku
paying tertancap dengn manis di telapak kakinya. Maryn langdsng menvcabutnya
dan berpura-pura tak ada yang terjadi padanya. Ia tam au orang lain tau apa yang terjadi padanya. Tapi rasa sakit
di kakinya sangat perih terasa. Dan tiba-tiba saja zerelda menghampirinya
“maryn
kau oh ya vina bilang, tadi habis pelajaran ini kau disuruh menghadap bu lily
di ruangannya” pesan zerelda
“oh
ya” jawab maryn sambil tersenyum untuk menutupi rasa sakitnya
Maryn pun segera ke kamar mandi
untuk mengganti bajunya serta menghentikan lkanya. Ia tak punya waktu untuk
pergi ke uks yang jauh disana hanya untuk mengobati lukanya itu. Maryn hanya
melilitkan saputangan di kakinya yang luka itu untuk menghentikan darah yang
mengucur. ia tak mengerti mengapa orang yang ingin menjatuhkannya memakai cara
slicik dan kekanak-kanakn ini padanya. Menggunakan paku paying untuk
menakutiya. maryn penasaran siapa orang yang berlaku kekanak-knankan ini. Dan
teringatlah ia pada sosok vina yang tadi dating pada saat jam pelajaran
olahraga. Ya maryn tahu pelkunya. Hanya vina yang bisa melakukan hal ini
Maryn pun menghadap bu lily. yah
seperti yang ia duga bu lily memanggilnya karena masalah yang kemarin itu.
Walaupun ia mengeluarkan maryndari psisinya itu, namun tetap saja posisi maryn
sudah terancam akan digantkan. Mengingat masalah pencurian itu adalah bukan
kasus yang bisa disepelekan. Tap untungnya bu lily tetap percaya pada marym.ia
hanya dibei peringatan saja
“bla..na..bla..
yak kamu sekrang bisa kembali ke klas”ujar bu lily mengakhiri pembicaraan yang
sudah terlalu lama ituMarinayn pun kluar dari ruang guru dan hendak kembali ke
kelsa. Tak disangka-sangka ia berpapasan dengan vina
“wah sang pencuri
kita..eh sang ketua yg tak bermoral ini barusan keluar dari ruang guru bukan?
Bagaimana? Apakah bu lily telah mengeluarkanmu?”sindir vina
“huh saying sekali
diluar dugaanmu. Bu lily tetap petcaya padaku. Kaku kira trick murahan seperti
yang kau lakukan bisa menjatuhkanku.
“A..ap mksudmu??
Kau menuduh aku yg telah menjebakmu hah..”katnyan samba memperlihatkan gelagat
marah
Maryn terdiam . ia tak mengiyakan ataupun menyangkal
pernyataan yang terlontar dari mulut vina. Walupun begitu.. dalam hatinya ia
tetap merasa curiga pada vina
“hm..begitukah..jadi
bukankau yang menjebakku? Ujar maryn sambil menatap vina dengan mata penhhsrat
ingin berpenrang
“Apa..apaan
tatapanmu itu??? Kau curiga aku yg menjebakmu..huh..walaupun au sangat tertarik
melakukannya, api aku tak kan merendahkan diriku dihadapan ketua maling
sepertimu. Ah..jgn kau ingin mengkambinghitamkan aku..benarkan???
Maryn takmengubris
vina..ia tetap diam terhanyut dalam pikirannya.
Hei..hei..HEI
maling.....”teriak vina membangunkan maryn
aku takkan keluar
dari team ini dengan mudah dan ingat namaku bukan maling. Aku maryn ketua
clubmuyg harus kau hormati“ ujar maryn mengakhiri pembicaraan.
Dengan penuh
percaya diri maryn ngeloyor pergi
mengglakan maryn. Dengan menhan rasa sakit di kakinya, maryn berusaha
menyingkirkan rasa sakitnya itu dan berjalan layaknya tak ada masalah. Vina
yang melihat langkah kaki aneeh maryn pun segera menyindirnya
“apa yang terjadi
dengan kakimu? Kau mau berpura-pura sakit ddi depan smua orang dan menjilat
mereka?
“apa maksudmu?
Lohat aku bai-nbaik saja. Takada masalah dengan kakinku. Dan tenang saja aku
tak kan memakai trick rejdahan seperto berpur-pura sakit untuk menjilat oerang
lain
“Huh au tak akn
musdah jatuh begitu saja. Apalagi dengan trik kekanak-kanakan yang kau lakukan”
kata maryn dalam hati sambil memamerkan
kakinya yang terlihat biasa-biasa saja dihadapan vina
Diam-diam maryn pergi ke ruang uks
Ia berjalan memutar agar tak terllihat dengan yg lain melewati belakang kelas
yg sempit dan becek karena hujaHingga smapailah ia ke tempat yg ia inginkan.
Maryn mebuka pintu itu dan tampak seseorang duduk dengan manis ddi kasur uks. Dengan
santai, ia duduk dim kasur pasien ambil bersiul tak jelas. Denan pandangan yg
kosong ia sesekali mengayunkan kedua kainya. Seakan-akan ia sedangermain
layakana bocah-bocah sd. Nak lelaki yang terlihat kesepian. Dan itu adalah
simmisterius jono
“knapa kau bengong
disitu? Aku tak tau kau punya hobi jadi patung di depan pintu”
Laki-laki itu
menoleh kea rah maryn. Tatapannya yang kosong kini lenyap seketika, berganti
dengan senyum yang lembut dan penuh perhatian. Senyuman itu sekan akan bisa
merobohkan pertahanan maryn. Ia duduk dan menanti maryn untuk
menghampirinya.siapa sangka bahwa jono meiliki tatapan penuh kasih sepertiitu.
Sejenak maryn ingin
masuk,namun ia urungkan niatnya. Ia tak mau terluhat lemah didepan jono. Rasa
angkuhnya melarangnya untuk masuk dan tunduk dihadapan orang seperti jono
Maryn membalikan
badanya. Ia bersiap untuk pergi darisana. Namun suara jono mencegahnya
“tunggu…ayo msklah.
Pertamatama kau harus merawat kakimu terlebih dahulu”
Jono beranjak dari
tempat ia duduk dan menghampiri maryn.
Maryn hanya
terkejut mengetahui bahwa jono tau keadaan kakinya.kenapa jono bisa tau bahwa
ada masalah dengan kakinya.tanpadisadari jono telah menyeret maryn dan memaksanya
untuk duduk di kusi. Ia lalu membuka sepatu maryn namun maryn menarik kakinya
“apa yang kau
lakukan? Tanya maryn kaget
“cepat kemarikan
kakinmu? aku ta k kan bisa mengobatimu jika ka uterus sepeti itu. Jawabnya
singkat
“aku tak perlu
belas kasihmu. Lagipula aku baik-baik saja. Jadi kau tak perlu repot-repot
mempedulikanku
Jono mengacuhkan
maryn dan lansung menyambar aki maryn. Maryn berontak dan melawan lalu jono pun
memperkuat genggamannya dan dengan pakasa ia melepas sepatu maryn
Mata jono terbelalak seketika
melihat kondisi kaki maryn. Kakus kakinya
basah terena percikan darah dari
telapak kakinya. Maryn pasrah melihat jono yang mengetahui kondisinya. Ia ak
bisa melawan jono lagi. Lalu dengan perlahan jono melepas kaoskaki maryn. Dan
membuka lilitan kain yang menutupi luka kakinya. jono segera mencari lap dan
air bersih untuk membersihkan luka maryn yang mulai mnegering. Tak lupa ia juga
menambil antiseptic dan perban. Perlahan-lahan,jono membersihkan luka maryn.
Maryn yang diobati hanya bisa menaduh-af=duh ketika lap basah mengenai lukanya.
“aku tak
percaya…kepala batu sepertimu akan mengaduh kesakitan” sindir jono
Maryn diam membisu
. ia terlalu malas unuk bertengkar kembali dengan jono.
“kenapa kau diam
saja. Apakah akhirnya kausadar apa yang kau lakukan?? Tanya jono sembari
menghentikan pekerjananya
“huh..aku malsa
untuk menjawab pertanyaanmu”jawab maryn singkat
“kenapa kau keras
kepala sekali. Sudah berapa kali ku
ingatkan kau untuk mundur saja. Jkenapa kau tak mengerti juga!!!” seru jono senan
meninggikan suaranya
Maryn yang
perasaannya kacau balau naik pitam dibentak oleh jono
“Kenapa kau selalu
mencampuri urusanku. Sudah kukatakan berkali-kali aku takk akan mundur.”
“dan Jangan cmapuri
urusanku”lanjut maryn
Maryn langsung
berdiri dan menagmbi sepatudan kaos kakinya. sambil tertatih-tatih ia menuju
pintu meninggalakan jono yang masih terbengong-bengong akan perlakuannya. Maryn
menyentuh ganggang pintu,bersiap keluar dari ruang trsebut. Ia terhenti
sejenak.
“terima kasih” ujar
maryn sambil menunduk memunggungi jono untuk menyembunykan rasa malunya lalu
bergegas pergi
Jono tak pernah
menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut maryn sendiri. Tak sedikit pun terbesit di pikiranya, bahwa
maryn yang angkuh dank eras kepala akanmenundukkan keplanya padanya. Jono tak
bisa menyembunyikan rasa gembiranya. Bibirnya membuat simpul senyuman
menggembirakan.matanya langsung mmemancarkan rasa bahagia. dan sel-sel otaknya
trus-menerus mengulang kejadian tadi.
Jono membaringkan badannya di tempat
tidur tak jauh diari tempat ia duduk dan masih terus-terusan tersenyum tak
karuan. Tapi itu tak bertahan lama. Tiba-tiba, senyuman diwajahnya langsum
meredup seketia,berganti dengan rasa cemas dn bingung yang kini menghiasai
wajahnya. Seakan-akan sedang memanggul tugas yang berat. Matnya yang hitam
kilam tak bisa mengungkapkan apa yang ia pikirkan. Semua’a tersembunyi rapat
dalam dirinya.
“maryn, maryn,
maryn”kaanya terus berulang-ulang
Kata-kata ‘maryn’
terus ia ucapakn. entah untuk dirinya sendiri atau ingin memanggil maryn. Dan
tanpa sadar ia pun jatuh tertidur di ruangan itu
Maryn yang kakinya masih nyeker
sambil membawa-baa sepatu di kedua tganyya, segera mencari bangku untuk duduk.
Kakinya merespon untuk tidak memaksa untuk berjalan lagi. Setelah menemukan
tempat duduk, ia segera memakai kaos kaki dan sepatunya.. ia tak mau harus
terus-teruan nyeker. Tanap aia sadari vina dan Zerelda menhampirinya.
“kenpa kau ada
disini, maling?” Tanya vina ketus
“namaku bukan
MALING, dan abukannya aku bebas berada di mana aza ya. Ini kan bukan sEKOLAHMU
VINA. Jawab maryn tak kalah ketusnya
Auara panas
menyelimuti mereka berdua. Suasana tegang menghigapi mereka.Zerelda yang tidak
tahan segera mengambil sikap untuk mencairkan suasana.
“sudah..sudah..kalian
bersdua. Jangan bertingkah sepeti anak sd. Bukannya kalian satu team. Bagaiaman
club kita bisa menang kalau anggotanya seperti ini?’ ujar zerelda menyudahi
“kalau bukan karena
bu lily, aku tak akan mau satu team dengan MALING seperti dia. Jelas-jelas
maling,eh malah gak mau ngaku’sindir zerelda
“harusnya yang
bmengatakan itu adalah aku. Kalu bukan bu ily kau jga tidak bakal maw punya
annggota sepertimu. Dan satu lagi aku BUKAN MALING
“amaling ya maling”
seru vina da memprovokasi
“sudah sudah. Kakak rasa tidak mungkin ketua kita adalah
maling. Pasti ada keslahpahaman. Benarkan maryn??”
“kak, jangan
tertipu olehnya kak. Dia kan anak panti ya. Tidak punya uang sama sekali. Ya
wajarlah kalau ia maling
Maryn langsung
berdiri dan bersiap untuk menampar maryn. Namun zerelda langsung menghalangi
maryn
“sudah…sudah…vina,
apa kau tak bisa akur dan percauya pada maryn sedikit saja. Ini demi club kita”
ujar zerelda membela aryn
Vina terus-teruan
memprovokasi maryn. Kuping maryn sudh panas mendebdenga ejekan vina. Namun ia
terus mbertahan dann bertahan palagi syukurnya zerelda sedikit membelanya. Amun
vina tetep keukeuh bahwa ia adalah maling. Karena tak tahan melihat maryn yang
tak segera mengakui perbuatannya , vina tanpa sadar mendorong maryn, namun
zerelda yang berusaha melerai merekai berdua terkena imbasnya. Merka berdua
kedorong bersama. Kaki zerelda tanpa sengaja menginjak kaki maryn yang masih
luka. Dengan reflex maryn pun menjerit kesakitan
“arghhhhh”
Zerelda segera
menyingkirjkan akinya. Denagn sigap ia meminta maaf
“ ah sorry..kakimu
ga kenapa-kenapa kan?tanya zerelda
Maryn tak menyahut.
Ia masih berusaha menahan rasa sakit yang ia derita. Melihat marynkesakitan
seperti itu, zerelda segera membuatnya duduk dan melepas sepatu dan kaos
kakinya. dan alangkah terkejutnya zerelda melihat kaki maryn di perban seperti
itu. Tak terkecuali vina. Ia mersa bersalah karena telah mendorong maryn
“ka..kau. bagaimana
kau bisa bertahan dengan luka seperti ini.? Tanya zerelda
Maryn diam tak
menyahut
“aoakah ini luka
yang kau dapat sehabis olga??”
Darimana kau tahu??
Tanya maryn keheranan
“a..ehm tdi kau
jalan kyk orang ketusk paku gtuch. Sehabs olga kuliat jalanmu agak aneh. Maknya
aku tahu kakimu sedang terluka.”jawab zerelda
“memngnya keliatan
yach loew q gi luka?? Tanya maryn kembali
“ yah lmayan
keliatan.”
Maryn melihat
ekspresi vina yang merasa bersalah. Ia benar-benar tak menyangka bahwa maryn
sedang terluka seperti ini. dan dengan kejamnya, ia malah mengjeknya tnpa henti
bahkan mendorongnya. Vina merasa kasihan pada maryn yang harus menderita
seperti ini
Tapi disisi lain
maryn yang melihat ekspresi bersalah dan cemas vina, tak percaya bahwa vina
bisa mengeluarkan ekspresi seperti itu. Ia tpi maryn tak kan mengurangi rasa
curiganya pada vina. Mryn yakin, vina hanya berpura-pura atau sedang merencanakan
sesuatu. Hm.. ya benarpasti ia sedang berakting dan aku tak boleh kemakan oleh
acting murahan vina piker maryn.
Bel masuk telah bordering. Mereka
bertiga bersiap untuk kembali ke kelasnya masing-2
“apa kau butuh
bantuan maryn? Tanya zrelda
“tidak perlu” jawab
maryn singkat
“a..apa kau perlu
kupapah smapai ke kelas? Tanya vina memberanikan diri
Maryn hanya diam
mendengar vina. I hanya menatap vina dengan tajam. Maryn tahu, vina pasti sdang
mengolok-oloknya di dalm hati. Dan berpura-pura ingin memapahnya agar maryn
menyerah dan mundur dari posisi ketua.
“ tidak perlu”
jawab maryn sambil berjalan menuju kelasnya dan mennggalkan mereka berdua
***
*****
Jumat, 15 November 2013
maryn part 13
hehehe
para readers....
kali ini aku memosting part yang lebihhhh panjang dari biasanya 'believe it'...
welll aku bner" perlu command kalian ..
n please jgn jdi silent reader.....
dengan kalian speak up (harusnya writing up karena g mungkin kan kalian ngomong ama laptop ato komputer dpn kalian), aku jadi tau ni cerita bagus, jelek, biasa aja, aneh dll..
selain itu dengan kalian speak up aku tau nih cerita absurd yg kubuat perlu dilanjutin atau tidakkk
para readers....
kali ini aku memosting part yang lebihhhh panjang dari biasanya 'believe it'...
welll aku bner" perlu command kalian ..
n please jgn jdi silent reader.....
dengan kalian speak up (harusnya writing up karena g mungkin kan kalian ngomong ama laptop ato komputer dpn kalian), aku jadi tau ni cerita bagus, jelek, biasa aja, aneh dll..
selain itu dengan kalian speak up aku tau nih cerita absurd yg kubuat perlu dilanjutin atau tidakkk
oh ya....
maaf banget kalo ada typo...
next time (ga tau kapan) aku bakal editin semua yg udah ku publish biar g susah bacanya(kerena typo)
love u all
the supid author of the year
maaf banget kalo ada typo...
next time (ga tau kapan) aku bakal editin semua yg udah ku publish biar g susah bacanya(kerena typo)
love u all
the supid author of the year
onde (pen's name)
Keenam
Hari yang ditunggu-tunggu itu pun
tiba,anak-anak kelas XII IA 2 mulai menjalankan rencana mereka. mereka telah
menyiapkan rsegaa sesuatunya dengan sangat apik. Mereka bersiap mengerjai
sensei yang dikenal sanagt baik ini.
Sesuai jadwal, sensei pun dating
untuk mengajar seperti biasa. Sensei yang polos tak tau bahwa ada jebakan yang
telah menantinya di kelas ini. Sensei yang baru masuk kelas tiba-tiba saja
melihat sebauah bunga lily segar kesukaannya telah tertancap di vas bunga.
Sensei yang pecinta bunga lily pun merasa heran dengan pemandangan ini. Kenapa
dikelas ini tiba-tiba ada bunga lily segar? Ditambah lagi kenapa anak-anak
tiba-tiba memajang bunga segar di kelas mereka? Pikirnya heran. Namun ia tak mempedulikannya.
Rasa sukanya terhadap bunga lily mengalahkan rasa penasarannya terhadap tingkah
anak-anak. Ia pun tak merasa curiga terhadap tingkah anak-anak yang tiba-tiba
aneh itu. Sensei mira memang terkenal sebagai pecinta bunga. Dulu sebelum ia
menjadi guru, ia pernah bercita-cita menjadi flower
arrangement. Namun cita-cita harus kandas ditengah jalan karena
orangtuanya tak mau mira menjadi flower arrangement yang tak jelas
nantikerjanya. Maklum saja, di Indonesia orang-orang kurang menghargai orang
yang bekerja seperti flower arrangement dan sejenisnya. Akhirnya, mau tidak mau
sensei harus melihat kenyataan dan mencari pekerjaan yang peluangnya pasti
seperti menjadi guru. Walaupun ia tak pernah menyesal menjadi guru, namun
kecintaanya terhadap bunga tak pernah pupus di tengah jalan. Dalam hatinya, ia
masih mengharapkan bias menjadi flower arrangement walaupun ia tau itu tak akan
terjadi
Sensei mira perlahan-lahan mendekati
meja guru dan membelai bunga itu dengan lembut. Ia pun mengambil bunga lily itu
dari vasnya dan menghiruaroma bunga yang wangi itu dan tiba-tiba saja tubuhnya
langsung bereaksi
“hatchi…hatsyi…”
Sensei melepas
bunga mawar itu dan mengembalikannya ke tempatnya semula. Aneh sekali tumben
aku bersin seperti ini,katanya dalam hati. Sensei pun mulai membuka bukunya
untuk memulai pelajaran. Namun tiba-tiba saja hidungnya terasa gatal dan ia
bersin kembali. Anak-anak yang melihatnya hanya bias menahan tawa melihat
sensei yang tak tau apa-apa ini terkena jebakan mereka
Sensei memulai pelajarannya kembali.
Namun lagi-lagi ia bersin. Dan kali ini malah lebih parah dan lebih keras dari
biasanya.karena kerasnya bersin sensei, anak-anak pun tak kuat menahan tawa
mereka. mereka langsung tertawa lepas melihat sensei yang bersin-bersin.
Haatsyi..hatsyi…..tawa mereka yang lepas pun kini terhenti begitu melihat wajah
snsei yang berubah menjadi pucat masam. Mereka pun tertunduk diam
seketika.ditengah-tengah keheningan kelas, Belindapun memberanikan diri untuk
menyodorkan saputangannya pada sensei
“Sensei pakai saja
saputangan saya”tawarnya kepada sensei sambil menyodorkannya pada sensei
“ah kau memang
baik sekali Belinda. Terima kasih”seraya mengambil saputangan yang disodorkan
Sensei pun meggunakan saputangan
itu. Dan HAAATSYII…bukannya semakin reda, bersinnya malah semakin menjadi-jadi.
Anak-anak pun tertawa terpingkal-pingkal melihat sensei mereka. hingga sensei
tak kuat lagi menahan rasa malunya dan langsung keluar begitu saja dari kelas
tanpa mengambil buku-bukunya. Bukannya sedih melihat sensei yang
keluar,anak-anak yang lain malah tertawa menjadi-jadi melihat jebakannmereka
berhasil Maryn hanya bisa menatap miris melihat sensei yang keluar dari kelas.
Ia yang tidak tahan melihat kelakuan teman-teman sekelasnya pun bangkit dan
pergi meninggalkan kelas
Maryn pergi tanpa tujuan. Ia tak
mungkin berada di kantin , ia juga tak mungkin berkeliaran di jam pelajaran.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi ke tempat ia biasanya berdiam diri. Ia
pun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas-tugasnya
yang belum selesai.berhubung ia tak mempunyai computer dip anti, ia pun
berencana untuk mengerjakan tugasnya di computer yang ada di perpustakaan
semenjak tak ada yang mau memakainya selain maryn.maryn pun mulai mengetik
tugas laporannya dengan serius. Hingga tanpa sadar,ada seseorang yang berada di
belakangnya
“hei! Sapa jono
Maryn kaget bukan
kepalang. Ia langsung menoleh kebelakang. Dan ternyata orang yang
mengagetkannya adalah jono. Ia pun mulai mengatur detak jantungnya kembali yang
berdebar-debar arena kaget. Jono yang melihat maryn terkaget,segera meminta
maaf. Ia merasa tak enak hati karena telah mengagetkannya.
“apa aku
mengagetkanmu? Ah..maaf kalau begitu” kata jono dengan tampang menyesal
“ah taka pa” jawab
maryn singkat
“oh ya kemana
petugas penjaga perpus ini? Kenapa ia serig tak ada disini? Tanya jono
tiba-tiba
“aku juga tidak
tau. Petugasnya memang kayak gibi kok. Ya maklumlah,mana ada anak kaum jetset
yang mau pinjam-pinjam buku disini.”sindir maryn
“jadi tempat ini
kayak tempatmu sendiri donk? Goda jono
Maryn mengacuhkan jono dan kembali
melanjutkan pekerjaanya yang tertunda karena kedatangan jono. Mereka pun
terdiam dalam keheningan. Jono pun kembali berusaha mencairkan suasana diantara
mereka, namun seperti biasa setiap jono memulai topic pembicaraan, maryn selalu
meresponnya dengan singkat padat dan sangat dingin. Ketika diajak bicara, mata
maryn tak pernah mau menoleh jono. Ia hanya menatap layar computer yang ada
didepannya saja.melihat maryn yang serius bekerja, rasa penasaran jono pun
timbul. Ia ingin tau apa sih yang maryn kerjakan sedari tadi? Tak
disangka-sangaka ternyata maryn mengerjakan tugas mereka yang belum kelar
mereka buat sebelumya. Jono yang masih khawatir atas cidera maryn langsung
menawarkan bantuan untuk mengetik, tapi maryn langsung menolaknya. Ia
bersikeras bisa menyelesaikannya tanpa bantuan oang lain. Jono yang kesal,
langsung mengambil kursi yang ada didekatnya dan menyeretnya ke dekat kursi
maryn. Ia menarik maryn dari kursinya dan mendorongnya untuk diduk di kursi
yang ia seret tadi. Setelah memindahkanmaryn ia pun duduk di kursi yang tadi
maryn duduki. Dengan sigap tangannya melayang di atas keyboard computer
seolah-olah ia bersiap-siap menerima perintah mengetik dari maryn.
“ayo!”ajak jono
Maryn yang
kebingungan atas kelakuan jono bertanya,”Apa yang Kau lakukan?”
“Apa kau tak bisa
melihat? Tenntu saja akan mengetik untukmu. Bahumu masih cidera kan? Sebaiknya
kau jangan memaksakan diri”jawab jono
“lagi pula kita
kan rekan satu team. Tugas ini juga merupakan tanggung jawabku semenjak aku
juga terpilih menjadi wakil sekolah”lanjutnya
Wajah maryn yang sedari tadi
terbengong kini mulai menunjukkan gurantan-guratan perasaan gembira. Ia merasa
tersentuh atas sikap jono yang bertanggung jawab dan mau bekerja bersamanya.
Tak hanya itu, jono juga peduli dan mau berteman dengan anak kmiskin sepertinya
walaupun ia sudah berulangkali menjauhkan jono bahan terkadang bersikap kasar
padanya. Maryn dan jono pun terlihat kompak mengerjakan tugas bersama. Jono
yang mengetik dan maryn yang membacakan
“untuk bab ini
lebih baik kita jadikan blab la bala” kata maryn seraya membolak-balikan buku
yang ada dihadapannya”
“bagaimana dengan
bahumu?”Tanya jono sambil mengetik apa yang disebutkan maryn tadi
“ah taka pa-apa.
Sudah mendingan koq” jawab maryn acuh sambil membolak-balikkan buku serta
memperhatikan hasil ketikan jono.
Jonoterpanamelihat
begitu acuhnya maryn terhadap dirinya sendiri. Ia terheran-heran melihat maryn
yang seolah tak pernah mempedulikan pa yang terjadi pada tubuhnya itu. Padahal
maryn adalah wanita, namun ia tak pernah menganggap tubuhnyanitu adalah tubuh
seorang anak perempuan yang harus dijaga. Jono tau memang begitulah sikap
maryn. Sifat keras kepala dan tidak peduli terhadap diri sendiri merupakan
bagian dari diri maryn sejak dulu
“kenapa kau
menatapku seperti itu?”protes maryn
“ah tidak. Ayo
kita lanjutkan lagi..”ajak jono
“o..oke” jawab
maryn sambil melanjutkan kembali pekerjaanya
“maryn, apakah kau
membeci teman sekelasmu?”Tanya jono tiba-tiba
“tidak. Aku tak
membenci mereka. walaupun aku tak menyukai hal-hal yang mereka lakukan, tapi
sebenarnya aku tak membenci mereka. aku tak ingin terlibat dalam masalah
mereka”jawab maryn panjang lebar
“lalu kenapa kau
terlihat mempunyai jarak dengan mereka?”
“gampang saja. Itu
karena mereka tak menerima orang yang bukan berasal dari kaum mereka”
“hm.. tadi kau
bilang kau tak ingin terlibat masalah dengan mereka. tapi kenapa kau tak
menentang rencana mereka? ah aku tau. Sebenarnya kau peduli dengan mereka
bukan?”goda jono
Maryn hanya diam
tak mrrespon. Ia tak tau harus mengatakan apalagi kepada jono
“Hm..kau tak
menolak ataupun membenarkannya. Jadi aku benar bukan?”simpul jono
“kau benar-benar
cerewet. Ayo kerjakan tugas kita”complain maryn
Akhirnya mereka
mengerjakan tugas mereka kembali. Hingga bel pergantian menghentikan kerja mereka
dan membuat mereka harys kembali ke kelas mereka
*****
Trettt..trettt
Bel tanda mengaso berbunyi. Maryn bergegas keluar dari
kelas. Tak sepertibiasanya, ia langsung keluar menuju kantin sekolah. tadi pagi
maryn belum sempat sarapan pagi, jadi ia memutuskan untuk jajan di sekolah
saja. Maryn hanya bisa membeli roti saja karena hanya rotilah yang bisa
membuatnya hemat. Ia tau jika ia membeli makanan berat yang lain, itu hany akan
membuang-buang uang jajannya saja
Terlihatlah kerumunan anak-anak yang
menyesaki kantin. Maryn pun mau tidak mau harus menerobos kerumunan itu untuk
mencari kue yang ia butuhkan. Sepertin anak-anak lainnya, marynjuga harus ikut
berdesak-desakan untuk membeli roti. Dan terkadang ia harus menahn rasa sakit
di bahunya akibat tersenggol oleh anak-anak lain. Setelah mendapatkan roti dan
membayarnya, ia pun segera keluar dari kerumunan dan menjauh dari kantin yang
masih enuh sesak. Setelah itu, ia kembali ke kelas. Ia ingin memakannya di
kelas saja. Biasanya kelas akan sepi saat jam istirahat. Untuk mempersingkat
waktu, maryn pun memutusakan melewati ruang guru saja. Karena itu jalan
tercepat untuk kembali ke kelasKetika sedang melewati ruang itu, tiba-tiba
dengan tampang kesal, bu rani memanggil maryn.
“maryn, kamu kelas
XII IA 2 kan?”tanyanya
Bu Rani adalah salah satu waka
kesiswaan di sma merpati putih. Ia terkenal akan ketegasannya, ia tak pernah
main-main dan selalu tegas terhadap para murid-muridnya. Semua orang takut
padanya. Bu rani tak pernag segan-segan untuk menghukum murid di depan semua
orang jika ia melihat salah satu muridnya melanggar aturan yang ada. Maka dari
itu, tak ada satu orang pun yang mau berurusan dengannya. Sekali saja berurusan
dengannya, sensasi ngerinya bisa membuat
bulu kuduk merinding. Jantung maryn beregup kencang ketika bu rani
memanggilnya. Ia bertanya Tanya kenapa bu rani memanggilnya? Apakah ia telah
berbuat kesalahan? Bulu kuduk maryn langung berdiri seketika. Keringat dingin
mengucur deras di seluruh wajahnya. Ia hanya terbengong karena rasa takunya
yang sudah menjalar di seluruh tubuh
“Kenapa kamu
bengong disana? Ayo sini!”bentak bu Rani
Kaget karena
dibentak, maryn pun menghampiri bu rani dengan rasa takut-takut
“kamu kelas XII IA
2 kan?”tanyanya lagi
“a..i..i..iya bu”
jawab maryn gugup
“Kalau begitu,
kamu mpasti tau tentang bubuk ini kan?”tanyanya sembari menunjukkan bungkusan
kecil yang berisi bubuk putih yang sudah sedikit isinya. Maryn memlihat bubuk
itu dengan seksama. Sepertinya ia kenal dengan bubuk tersebut.ah.. ia tau. Itu
adalah bubuk bersin yang dipakai teman-temannya untuk mengerjai sensei.
“kamu tau siapa
dalang yang telah membawa benda ini ke sekolah?”tanyanya lagi
“ibu tau kamu bisa
diandalakan. Jangan mencoba untuk melindungi teman-temanmu. Ibu tau kelasmulah
yang membawa bubuk ini dan mengerjai sensei mira. Jika kau beritahu ibu, ibu
tidak akan menghukum kamu” jelas bu Rani panjang lebar
Maryn terdiam
sejenak. Ia tak tau apakah ia harus membocorkannya pada bu rani atau tidak.
Burani yang melihat maryn yang bingung langsung mengajak maryn ke ruangannya.
Karena dipaksa, mau tidak mau maryn hanya bisa pasrah menuruti kemauan bu rani
Di pihak lain, Belinda,Rafa dan
Darren tanpa sengaja melihat maryn yang masuk ke ruang kesiwaan. Amarah mereka
pun langsung memuncak melihat maryn yang menghianati mereka dengan mengadu ke
ruang kesiswaan.Mereka pun segera kembali ke kelas mereka untuk menyampaikan
berita tersebut
“teman-teman,
gawat! Sepertinya maryn telah mengadukan perbuatan kita kepada guru-guru?”
teriak Belinda
“apa maksudmu?
Bukankah maryn telah sepakat kepada kita untuk tidak membocorkan rencana ini?
Kau yakin itu maryn?” Tanya salah satu anak
“Aku yain sekali.
Tanya saja Rafa dan Darren”
“ya itu benar”
jawab rafa dan Darren serempak
“walaupun aku tak
menyukai maryn, tapi ia orang yang bisa dipercaya koq. Rasanya tak mungkin jika
ia membocorkan hal ini?” ujar gina, ketua kelas XII IA 2
“tapi buktinya
kami lihat dia masuk ke ruang kesiswaan. Coba saja kalian piker, mana ada orang
yang mau lewat di depan ruang kesiswaan kecuali mereka punya masalah. Aku tau
maryn pasti tak punya masalah jadi ia pasti mengadu pada guru-guru di
kesiswaan? Jelas Belinda panjang lebar
“benarkah seperti
itu? Mungkin saja ia sedang membibicarakan masalah beasiswanya. Sanggah anak
yang lain
“aku sih berharap
nbegitu. Hanya saja aku tak yakin masalah itu. Dalam hati maryn ia pasti
membenci kita semenjak kita selalu menghinanyaa. Mungkin saja ia ingin membalas
perbuatan kita. Ttapi aku berharap apa yang kupikirkan itu tidak terjadi”
“ya kami juga
begitu”
“bagaimana jika
itu terjadi nanti? Tanya Rafa panic
“kita berdoa saja
itu tidak terjadi
Baru saja mereka
membicarakan hal itu, tiba-tiba saja terdengar pengumuman yang mengejutkan
mereka
“panggilan kepada
seluruh anak kelas XII IA 2,diharapkan berkumpul di ruang BK sekali lagi kepada
seluruh anak kelas XII IA 2,diharapkan berkumpul di di lapangan upacara”
Dan
apa yang tak mereka inginkan pun terjadi. Seluruh anak kelas XII IA 2 pun
disuruh berkumpul di lapangan upacara.dan merekapun mendapatkan hukuman
berjemur di lapangan disertai lari mengelilingi lapangan dan lain-lain. Setelah
puas menghukum, waka kesiswaan pun tak lupa memberikan mereka ceramah panjang
lebar. Setelah mendapatkan hukuman, seluruh anak kelas ia 2 pun kembali ke
kelas mereka denagn rasa kesal, marah dan capek.
Maryn yang tak tau apa-apa pun masuk
ke dalam kelas setelah dipanggil oleh bu Rani. Teman-teman yang biasanya cuek
akan kehadirannya, tiba-tiba menyambut kedatnagn dengan tatapan yang tajam dan
ingin membunuh.
“Huh..sang biang
keladi sepertinya dating dengan hati yang berbuna-bunga”sindir Gina
“ya benar. Sang
mulut beasr telah kembali ke kandang serigala” sahut Ren
Maryn yang polos tak mengerti apa
yang dimksudkan oleh kedua temannya ini. Akan tetapi yang pasti ia tau,
kata-kata itu pasti ditunjukkan untuknya. Karena tak ingin bermasalah dengan
teman sekelas, maryn mengacuhkan mereka dan dengan santai ia berjalan menuju
tempat duduknya. Namu hal itu tak semudah ia byangkan. Sebelum mencapai
singgasananya itu, teman-teman yang lain telah menghalanginya
“minggir.”seru
maryn kepada teman-temannya.Namun mereka tak bergerak seinci pun.
“hei tukang ngadu!
Kaku tau apa yang telah kau lakukan hah? Gara-gara kau kami harus dihukum!”
seru Darren
“benar yang
dikatakan Darren. Gara-gara kau kami semua jadi seperti ini” tuduh rafa
“Sudah kuduga.
Anak yang bukan dari kalangan kita taunya hanya menjilat saja. Inilah buktinya!
Benar kan kataku, ia dating ke ruang bu Rani hanya untuk mengadu tentang
perbuatan kita” sindir Belinda
Semua orang
menylahkan maryn. Dan terus-terusan menhinanya tanpa henti terutama Belinda Ia
sangat semangat untuk menghina dan menyalahkan maryn. Tapi maryn tetap bersikap
tenang dan anggun seperti tak ada hal besar yang terjadiskap marn yang tenang
itu membuat Belinda makin jengkel. akhirnya ia pun bersiap menjambak rambut
maryn. Maryn tak terima diperlakukan seperti itu. Ia pun menepis tangan anak
itu dengan kasarnya dari rambutnya. Anak itu pun geram dan hendak melawan maryn
kembali. Tapi ntungna bel pergantian teiba-tiba berbunyi disaat yang tepat.
Guru yang akan mengajar pelajaran selanjutnya pun telah dating. Dan mereka pun
bersigap kembali ke tempat duduk mereka masing-masing untuk kembali melanjutkan
pelajaran mereka. termasuk juga maryn
Pada saat belajar, maryn tak focus
mendengarkan segala penjelasan yang guru jelasskan. Ia masih berpikir tentang
masalah yang baru saja ia hadapi.
Seharusnya taka ada seorang pun yang tau kalau ia sedang berbicara
dengan bu Rani. Dan siapa sebenarnya yang memfitnahnya? Lagi pula kenapa bu
Rani bisa menemukan bungkus bubuk bersin itu? Tidak mungkin rasanya jika kelas
ia 2 sangat ceroboh hingga barang buti serti itu ketahuan. Lagi pula siapakah
yang melihatnya masuk ke ruang kesiswaan.? Bukannya semua orang paling anti
melewati rusngan ksesiswaan yang dijaga oleh bu rani itu? Pertanyaan-pertanyaan
it uterus muncul dalam pikiran maryn. Ia terus memikirkan jawaban dari
pertanyaan itu tapi tak satupun jawaban dari pertanyaan itu terjawab. Namun
satuhal yang maryn yakin adalah ia tau
ada seseorang yang ingin menjatuhkannya. Ya ia tau hsl itu
Keesokan harinya, pada saat jam istirahat
pertama maryn brada sendirian di kelas. Semenjak kejadian itu, semua orang
bersikap sinis padanya. Tak ada satupun yang berpihak padanya ataupun simpati
padanya. Bahkan disaat jam istirahat, semua orang tak mau dekat-dekat dengan
maryn. Mereka semua keluar meninggalkan maryn yang sendiri di kelas. Padahal
biasnya di jam istirahat, walupun semua anak ke kantin, tapi paling tidak ada
beberapa ank yang tetap diam di kelas bersama maryn.Di saat kesendiriannya,
tiba-tiba munculah vina. Ia masuk ke dalam kelas maryn lalu menghampirinya dan
ingin mengajaknya keluar untuk membicarakan sesuatu
“hei ayo ikut aku. Ada yang ingin
aku bicarakan denganmu. Empat mata saja”ajak vina
Maryn merasa aneh
dengan sikap vina yang berubah seperti itu. Biasanya vina sangat tidak mau
untuk bicara dengan maryn, tapi kenapa tiba-tiba dia yang ingin bicara dengan
maryn? Jangan kan untuk bicara biasa, ketika berpapasan dengan maryn, ia dengan
sengaja selalu memalingkan mukanya dihadapan maryn. Hm..aneh sekali’pikir maryn
“kenapa kau ingin
bicara dengan ku diluar?kelas ini kan hanya ada kau dan aku. Jadi kita bicara
saja disini saja” tawar maryn
“tidak bisa. Ayo
ikut saja denganku”ajak vina sambil mengambil lengan maryn lalu menyeretnya
keluar. Maryn merasa ada sesuatu hal yang aneh dengan sikap vina, namun ia
menurut saja
“Lepaskan.aku bisa
jalan sendiri”ujar maryn sembari melepaskan gengaman vina
“Ck..ck.. benar
yang dikatakan Belinda. Kau anak panti kiskin yang sangat sombong”ejek vina
“apakah kau
menyeretku keluar hanya untuk mengata-nagataiku?tanya maryn
“tidak juga. Ayo
pergi”
Maryn pun digiring
vina menuju tempat yang vina tentukan yaitu di dekat toilet wanita. Tempat yang
sanagt sepi dari keneradaan para siswa-siswi.dan juga tempat itu sangat jauh
dari kantor guru. Sehingga tempat itu snagt pas untuk menjadi tempat untuk
membully seseorang Maryn pun dengan patuh mengikuti kemanapun vina
melangkah.disela-sela perjalanan mereka, sesekali maryn ingin mengorek-ngorek
informasi dari vina
“tadi kau
menyebut-nyebut nama Belinda. Memangnya apa hubunganmu dnegnnya?”
“kenapa kau ingin
tahu hubunganku dnegn Belinda?”
“tidak ada. Aku
hanya ingin tahu tentangnya saja”
“kau. Mau apa kau
dengannya. Jangan sekali-sekali kau berani menyentuh kak Belinda. Asal aku tahu
saja. Aku adalah sepupu Belinda”jawab vina dengan nada marah
Maryn terdiam
mendengar penjelasan vina.ia lalu menhubungkan masalah Belinda dengan vina. Ia
taubelinda dan vina adalh orang yang sangat semangat ingin menjaatuhkan
dirinya. Jadi kemungkina besar kejadian-kejadian kemrin adalh perbuatan Belinda
atau vina aatau mungkin malah keduanya piker maryn. “tapi jika benar Belinda,
untuk apa ia menjatuhkannya? Apakah untuk vina sepupunya? Tapi viand an Belinda
tak pernah sekalipun terlihat akrab disekolah? Pikiran-pikiran tersebut kini
memenuhi otak maryn. Ia benar-benar bingung akan masalah ini.
“hei kenapa kau
terbengong saja?”Tanya vina membangunkan maryn dari lamunannya
“ti..tidak aku
hanya sedang berpikir kau dan belinda adalah anak konglomerat terkenal. Berarti
dalam perusahaan ayahmu tedapat dua
presdir donk. Tapi kenapa hanya nama ayahmu yang paling terkenal ”jawab maryn
ngasal
“oh itu. Ayahku
dan paman tidk bekerja dalam satu perusahaan. Paman Andrias bekerja bekerja di
perusahaan ayah Zerelda”
“ohh.. berarti
kau, Belinda dan Zerelda pasti sangat dekat sekali”komentar maryn
“Tentu saja. Jadi
jangan pernah kau berencana untuk berbuat sesuatu pada Belinda.
Janganmacm-macam dengan Belinda.Sudah cukup kau mengambil posisi kak Zerelda
Jika sampai kau menyaiti Belinda, kau akan tau akibatnya”ancam vina dengan
wajah yang serius.tak lama berjalan, mereka pun sampai di tempat tujuan mereka
“apa yang ingin
kau bicarakan?tanya vina to the pont
Dengan kepala yanga
agka tertunduk dan wajah yang malu, vina menjawab,”aku akan mengatakan hal ini
sekali saja. Walaupun aku sangat membencimu, tapi untuk lomba ini akau akan
bekerja sama dengamu sebagai rekan satu team. Tapi ingat jika aku melihat kau
melakukan kesalahan yang akan merugikan team atau clunb kita, aku tak kan
melepaskanmu begitu saja
“itu saja yang
ingin kau katakana. Kuno ….”sahut maryn sambil ngeloyor mneingglakan vina
sendirian
Vina yang melihat
kelakuan maryn pun langsung mendidih kepalnya. Ia terus memaki-maki kelakuan
maryn yang tak sopan terhadapnya. Maryn yang cuek saja dan langsung kembali ke
kelasnya. Ia ingin melanjutkan membaca buku yang belum selesai ia baca. Baru
saja, ia akan membuka bukunya, masuklah jono yang membawa beberapa kue. Ia pun
langsung menghampiri maryn dan langsung duduk dihadapannya
“maryn sebaikanya
kau jangann sendirian seperti ini. Au tak mau kau kena masalah. Kau tau banyak
orang yang membencimu”
Maryn hanya diam
melihat jono yang berlaku aneh seperti itu. Ia tak mengerti mengapa jono
tiba-tiba memperingatkannya. Maryn pun menatap jono dengan lekt. Ia ingin
membaca pikiran jono yang sebenarnya. Tapi seperti biasa, maryn tak ernag bisa
mengerti apa yang ada di otak jono
“kenapa kau
memandangiku seperti itu? Apa kau jatuh cinta padaku?”goda jono
“huh..apa
maksudmu? Jangan bercanda”tepis maryn
“oh ya..kenapa kau
tak menjauhiku?”Tanya maryn
“Kenapa aku harus
menjauhimu?”Tanya jono balik
“Semua orang
bilang aku adalah tukang ngadu yang membuat kalian dihukum. Apakah kau tak
marah padaku? Tidakkah kau membenciku?”
“itu kan kata
orang lain. Bukan kata-kata dari mulutmu”
“jadi bgaimana
jika aku bilang bhwa akulah yang mengatakan hal itu pada bu Rani? Apakah kau
akan membenciku?”
Belum sempat jono
menjawab pertanyaan maryn, bel masuk bordering dengan nyaringnya.
Anak-anak mulai masuk kelas dan jono pun
kembali ke tempat duduknya semula. Pelajaran segera dimulai, pak deni pun masuk
untuk mengajar
“anak..anak coba
buka buku hala..
Beelum selesai pak
deni mengatakan sesuatu, tiba-tiba suara jeritan dari dari dalam kelas itu.
Waa..1! suaranya sangat mengelegar dalam ruangan. Ternyata pemilik suara itu
adalah kiri, salah satu siswa dari 20 murid
terkaya di sekolah ini. Ayahnya adalah salah satu komite yang dihormati
oleh para guru dan staff sma ini.kiri terenal dengn sikapnya yangcerewet, manja
dan menyebalakan. Ia suka pamer angkuh sombong dan suka menindas orang yang
menurutnya tak selevel dengannya
WAA!! Dompetku
hilang”jeritnya sambil panic mencari-cari dompet kesayangannya
“wuahh.. bagaimana
ini.itu kan dompet merk Gucci yang limited itu. Barang itu baru aja dua minggu di relaease ke
pasaran. Dompet itukan susah didpatin. Itu kan dompet yang ayah khusus pesan
untukku”serunya sambil terus membolak-balikan tasnya yang bermerk brand-brand
terkenal. Kiri pun terus mencari-cari dompenya. Satu-persartu barang-barang ia
keuarkan dari dalam tasnya untuk mencari dompet Gucci kesayangannya itu. Tapi
tetap saja tak menemukannya
“pasti ada yang
mengambilnya”celetik salah seorang siswa
“ya di sekolah ini
pasti ada pencuri”seru anak yang lain membenarkan
Terjadilah
kegaduha di kelas tersebut. Pak deni yang tidak tahan langsung menertibkan
kelas yang gaduh terdsebut namun ia sendiri tak mampu menertibkan murid-murid
yang panic. Masih ada saja yang gaduh masalah pencurian itu.pak deni yang tak
sanngup lalu keluar mencari bantuan. Ia meminta bu Rani untuk membantunya
menyelesaikan masalah penting ini. Melihat kelas XII IA 2 yang gaduh bukan main
bu rani pun segera berteriak
“Diam semua!
Kembali ke tempat duduk kalian masing-masing!”
Pak deni pun langsung menyuruh semua
orang untuk menaruh tasnya untuk digeledah. Pak deni dan bu rani pun langsung
menggeledah tas mereka satu-persatu secara seksama. Dan terlihatlah beberapa
anak membawa barang-barang yang dilarang di sekolah dan tanpa ampun,bu rani
segera menyitanya dan menyruh anak itu ke depan kelas. Sampailah bu Rani ke
meja maryn. Ia mulai memerikasa isi tas maryn.a maryn yang tak bersalah dengan
santai menghadapi bu rani dan hal tak terduga pun terjadi. Bu Rani menemukan
sesuatu. Ya ia menemukan sebuah dompet. Dompet itu mirip dengan dompet yang
hilang tersebut. Bu rani segera menarik dompet itu dan memperlihatkannya ke
seluruh kelas. Anak-anak lain terkejut melihat dompet itu ditemukan di dalam
tas maryn. Mereka tak menyangka bahwa maryn adalah pelkunya.
“maryn kenapa
barang ini ada ditasmu?”Tanya bu rani
“sa..saya juga tidak tau”jawab polos
“pasti bihong bu.
Tadi kan hanya ada mary di kelas
sendiri”seru salah seorang anak
“benar itu maryn?”
“saya memang sendirian
si kelas bu. Tapi saya tak menvcuri”
“bohong..bohong.
mana ada pencuri yang mengaku”
Semua orang
memojokkan maryn. Namun maryn mengacuhkannya saja. Ia hanya bisa berharap
kepercayaan dari bu rani. Namun apa boleh buat, bu rani juga tak bisa membantunya
semenjak semua bukti mengarah padanya. Dan hokum sekolah harus ditegakkan.
Tanpa ampun bu rani mengiring maryn ke ruang bk dan memarahinya habis-habisan.
Tak hanya itu saja, hukuman membersihkan toilet sepulang sekolh
Pulang sekolahmaryn harus menjalani
hukumannya. Ia mulai mengambil alat kerja dan mulai membersihkan toilet. Tanpa
mengeluh ataupun menyesal, msaryn menjalani hukuman atas perbuatan yang tak
pernah ia lakukan. Maryn mulai membesrsihkan satu persatu toilet yang ada di
sekolah walau dengan hati yang marah,sedih dan kesal
“semuanya telah
pulang. Biasnya aku akn pulang pada saat jam-jam seperti ini”kata maryn untuk
menyenangkan dirinya sendiri
Maryn mulai
berdiri tegak mengistirahatkan punggungnya yang sakit karena hRUS bungkuk membersihkan
toilet itu. Dari luar datanhgah jono dengan membawa tasnya
“mau apa kau
kesini?”Tanya maryn ketus
“apa kau dating
hanya untuk menertawaiku? Silahkan saja tertawa sepuasnya jika kau mau. Aku
takkan marah.”lanjut maryn
Jono diam
memandang maryn. Ia merasa iba melihat aryn yang harus dihukum membersihkan
toilet
“kenapa kau tak
mundur saja? Jangan mempersulit dirimu sendiri. Serahkan saja posisimu sekrang
dank au tak kan mengalami kesulitan seperti ini.”saran jono
“aku tak akan
mundur dari posisiku sekarng. Apapun yang terjadi aku tak kan mundur”jawab
maryn pasti
“memangnya apa
yang kau harapkan dengan posisi itu. Sudah menyerah saja. Toh kau sudah punya
banyak penghargaan sebagi murid yang berprestasi disini”
“kenapa ka uterus
meyurihku mundur. Sudaha aku katakana. Aku tak akan mundur.oh aku mengerti
jangan-jangan kaulah pelakunya. Sindir maryn
“kau benar-nenar
si kepala batu. Ck.. tidak ada perempuan lain yang memiliki kepala sekeras kau.
Ya..ya..ya aku perempuan kepala batu. Apa kau
puas? Jika sudah bissakah kau untuk tidak menganggu pekerjaanku. Aku harus
menyelesaikan ini secepat mungkin lalu aku harus bekerja di line bakery”pinta
maryn pada jono
Jono pun mengerti.
Ia lalu keluar dan pulang meninggalkan maryn yang masih sibuk dengan
pekerjannya itu. Setelah jono pergimaryn pun langsung menyelesaikan hukumannya
itu
Kamis, 14 November 2013
maryn part 12
Maryn, jono dan vina berkumpul di perpustakaan untuk
membicarakan masalah perlombaan kir yang akan mereka hadapi nanti. Mereka memutuskan
untuk berkumpul di perpus karena selain bias mendapata berbagai buku refrensi,
di perpus juga tempat yang nyaman dan jarang ada orng yang berada disana
Maryn
and co. mulai merencanakan sesuatu untuk lomba nanti. Mereka mulai menentukan
tema,persiapan,langkah-langkah,bahan dan tugas-tugas yang akan dibagi, Walaupun terkadang vina membantah usul-usul
yang dikeluarkan maryn. Walaupun maryn dan vina adalah rekan satu team, akan
tetapi tetap saja vina ak bias menerima bahwa maryn adalah team leader dan juga
wakil dalam lomba. Ia selalu membantah, mengacuhkan bahkan ia juga kurang
kooperatif terhadap maryn. Bahkan,tanpa rasa malu,ia juga terjkadang
menyindir-nyindir maryn
Tak
berbeda dari vina, maryn juga seperti itu. Semenjak kejadian-kejadian kemarin,
maryn mulai waspada terhadap gerak-gerik vina. Maryn tahu,pasti jebakan-jebakan
lainnya telah menunggunya. Entah kapan itu. Tak hanya vina, maryn juga tak
percaya dengan jono. Tingkah jono yang aneh dan sulit ditebak membuatnya
mencurigainya sebagai salah satu orangyang mengirimkan para berandalan itu atau
dengan kata lain ia adalah salah satu orang yang ingin menjatuhkannya.
Mereka
pun bermusyawarah dengan atmosfer berat yang mengelilingi mereka. Walaupun
dengan susah payah,akhirnya meeting pun selesai. Beberapa rancangan telah
mereka buat dan sepakati bersama. Mereka pun bubar dan kembali ke kelas
masing-masing. Mereka bertiga pun
berpisah di tangga karena kelas vina berada di lantai dua sedangkan kelas jono
dan maryn ada di lantai tiga. Setelah vina pergi,tinggalah jono dan maryn
berdua
“jon, apakah kau yang mengirim para berandalan itu?”Tanya
maryn tiba-tiba
Jono
terdiam tak menjawab. Ia tak mengeluarkan ekspresi sedikitpun ketika ditanyai
maryn. Maryn pun menatap jono dengan lekat. Ia berusaha mencari petunjuk dari
ekspresi jono. Maryn mencoba menebak apa yang jono pikirkan. Namun seperti
biasa, maryn tak bias menebak apa yang ada di pikiran jono. Maryn benar benar
bingung terhadap tingkah jono. Jono itu musuhku atau temanku? Kenapa dia diam
saja ketika ditanya seperti itu? Kenapa ia tak mengiakan ataupun mengelak?
Kenapa ia seperti itu?. Pikiran-pikiran seperti it uterus membayangi maryn.
Hingga tanpa terasa maryn terus memperhatikan jono. Jono yang sadar akan
tingkah laku aneh maryn segera menolehnya
“hei! Kenapa kau melihatku seperti itu?”Tanya jono
membangunkan maryn yang tengah melamun
“ah tidak.. aku hanya sedang menunggu jawaban dari
pertanyaanku tadi”jawab maryn
“benarkah? Apa itu caramu untuk mendapatkan jawaban yang
kau inginkan?
“apa maksudmu? Tanya maryn heran
“melotot pada orang lain. Apa itu caramu untuk membuat
orang lain menjawab semua pertanyaanmu? Sindir jono
Mendengar
sindiran jono, kepala maryn pun langsung mendidih. Rasa kesal dan marah
menyelimuti maryn. Ia mulai menggenggam rokn ya dengan erat dan mulai
menggigiti bibir bawahnya untuk meredakan amarahnya. Sebisa mungkin maryn
mencoba menahan amaahnya yang mulai tak terkendali.dan tiba-tiba jono tertawa
kecil
“hahaha..aku tak menyangka kau akan sekesal itu.
“si..siapa yang kesal?”tanyamaryn mengelak
Tentu saja kau> mana ada orang yang seslalu mengigiti
bibir bawahnya dan mengenggam roknya dengan erat kalau ia tida kesal”
Naryn
pun melepaskan gengaman rok nya. Ia pun merubah ekspresinya menjadi maryn yang
tenang seperti biasa
“menjawab pertanyaanmu tadi, bagaimanba jika akulah yang
mengirikan orang-orang itu? Apakah kau akan membenciku? Atau kau akan balas
dendam padaku?” goda jono
Maryn
terhenyak ementara akan jawaban yang diberikan oleh jono. Ia bingung mengapa
jono tak mengelakna saja. Ia malah mengakuinya dengan senang hati. Maryn tak
bias mengerti apa maksud dari jawaban jono. Apakah jono ingin menggeretaknya
saja? Atau mengancamnya? Maryn terdiam memikirkan sesuaty
“bagaimana? Apakah sekarang kau akan membenciku?apakah
kau akan menganggapku musuh?” Tanya jono
Maryn
tersenyum dan tertawa kecil dan berkata,”kau bukan pelakunya kan? Kau hanya
kebetulan ada disana dan menikmati segala pertunjukkan. Aku benar kan? Tapi
walaupun kau bukan pelakunya,bukan berarti aku akan mengurangi rasa waspadaku.
Aku akan terus mengawasimu”ujar maryn dengan penuh percaya diri
“jadi kau menyimpulkan bahwa aku bukanlah pelakunya.”
“ya itu benar. Tapi ingan aku akan tetap mengawasimu.aku
tak pernah percaya padamu” ancam maryn
“ ya lebih baik ka uterus mengawasi gerak-gerikku” saran
jono sambil memamerakan senyuman mautnya
Maryn mengacuhkan saran jono dan mereka pun kembali melanjukn perjalanan kembali ke
kelas
Di dalam
kelas,terlihat segerombolan anak-anak sedang berkumpul di bangku paling
belakang. Mereka terlihat sedang mengerumuni satu dus yang tidak terlalu besar
itu.
“hei barag ini kelihatan bagus. Aku tak menyangka ada
benda sebagus ini”seru salah satu orang yang membawa bungkus bubuk yang ia
ambil dari du situ.
“eh ayo kita coba saja sekarang! Sahut anak perempuan itu
pada teman-temanya
Anak-anak lain pun menyetujui usulan anak perempuan itu.
Jono yang baru masuk tidak mengerti apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Ia
pun menghampiri mereka dan mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan
“apa yang kalian lakukan? Kotak apa itu?dan bubuk apa
itu?”tanyanya sambil menunjuk pada kotak dan bubuk yang Darren pegang
“oh ini bubuk bersin. Sekali kita kina bubuk ini katanya
kita akan bersin terus menerus. Hebat kan!”jawab Darren sambil memamerkan bubuk
bersin yang ia bawa
“bubuk bersin? Darimana kalian mendapat bubuk macam
itu?”tanyanya
“oh.. Belinda-lah
membawa barang-barang ini.”
“Belinda?”
“ya Belinda. Itu anak perempuan yang sedang mengobrol
dengan sintia. Anak yang berambut pendek dan memakai kacamata itu” jawab Darren
sambil menunjuk orang yang ia maksud
Jono mencari-cari perempuan yang Darren maksud lalu
mengangguk mengerti
“oh.anak yang itu. Lalu apa yang akan kalian lakukan
dengan bubuk tersebut?”
Tiba-tiba saja Belinda dating menghampiri jono dan
menjawab,” kami akan mengerjai guru-guru. Tapi ini rahasia ya. Apa kau mau
ikut?”
Jono berpikir sejenak mengenai tawaran maryn. Ia tau
tawaran itu sangat mengasyikkan akan tetapi juga beresiko tinggi jika ketahuan.
“semua orang sudah setuju tinggal kau dan ANAK PANTI YANG
MENYEBALKAN ITU” ujar Belinda sambil menatap maryn dengsn tatapan penuh
kebencian
Maryn yang tau bahwa Belinda menyindirnya secara tidak
langsung pun angkat bicara
“jangan libatkan aku dengan hal-hal bodoh seperti ini.
Aku tak ingin terkena masalah karena hal-hal konyol yang kalian lakukan” jawab
maryn ketus
Belinda yang mendengar jawaban maryn pun mulai panas
telinganya. ia tak bias menerima kata-kata yang diucapka oleh maryn
“kau…kau DASAR ANAK PANTI ASUHAN.kau tidak pantas berada
di tempat seperti ini. Kalau bukan karena beasiswa kau pasti tak kan bias
menginjakkan kaki di sekolah ini. Ah… aku tau. Kau berkata seperti itu karena
kau tak mau beasiswamu dicabut bukan? Dasar miskin.. hahaha” ejek Belinda
disertai sorak sorai teman-teman yang lain yang menyetujuinya
Maryn
mengacuhkannya. Ia tau tidak ada gunanya jika harus melawan anak keluaraga
berada yang tidak punya kerjaan seperti ini. Ia pun kembali membuka bukunya dan
mulai membaca. Melihat sikap maryn yang mengacuhkannya, Belinda pun memalingkan
mukanya kea rah jono
“bagaimana? Jangan pedulikan anak miskin itu. Ayo ikut
saja.” Ajak Belinda
“hm… sepertinya tidak. Aku harus bersiap-siap mengikuti
lomba” tolak jono
“ah saying sekali ya” ujar Darren dan teman-teman yang
lain
“ teman-teman, bagaimana kalau kita ubah rencana dan
melakukannya di kelas saja?” usul Belinda
“ah.. kau benar” ujar anak-anak yang lain
“hei anak panti! Kau jangan sekali-sekali berani
memnocorkan hal ini pada guru-guru. Awas saja jika kau mengadu nanti”ancam
Belinda disertai anggukan dari teman-teman sekelas
Maryn hanya menatap mereka dengan tatapan yang dingin lalu
kembali membaca bukunya. Dan berkata,”aku tidak akan ikut campur dalam masalah
ini. Kalian bias melakukan apapun yang kalian suka tapi tolong jangan libatkan
aku dalam kekacauan yang kalian buat”
“baiklah kalau begitu kita sepaka. Jadi rencana ini hanya
kita saja yang tau”sahut Belinda pada teman-teman lainnya disambut dengan
persstujuan anak-anak yang lain
“eh tunggu dulu. Kali ini siapakah yang akan kita
kerjain?”celetuk salah satu murid
“Pertama-tama kita harus cari yang gampang dulu seperti
sensei Mira”jawab rafa
Teman-teman
yang lain pun setuju atas usul Rafa. Mereka pun segera berkumpul dan menyusun
strategi untuk mengerjai Sensei Mira. Keriuhan anak-anak menyelimuti diskusi
itu. Satu persatu mereka saling memberi usul dengan terkadang siselingi oleh
canda tawa. Terkecuali untuk kedua orang yang duduk di dekat jendela yaitu jono
dan maryn yang tak ikut dalam diskusi kelas tersebut.
Maryn
yang tak kuat mendengar riuhan teman-temannya,bangkit dari kersinya lalu pergi
keluar ke perpustakaan. Ia lebih memilih sendiri dengan buku-buku
disekelilingnya daripada harus bercengkrama dengan anak-anak keluaraga berada
yang selalu merendahkannya.maryn menyusuri blok-blok lemari yang berjajar rapi.
Ia menelusuri blok-blok itu hingga mencapai blok yang paling belakang. Blok
yang ia cari. Ia mulai menyelipkan tangannya diantara deretan-deretan buku yang
masih mulus itu. Satu persatu ditelusurinya buku-buku itu hingga ia mendapat
buku yang cukup bagus untuknya. Ia pun segera meraihnya dan membawa buku
tersebut dengan tangan kirinya.
“kenapa kau memakai tangan kirimu sejak tadi? Apa kau
kidal?”Tanya Jono yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik maryn
“tidak. Memang apa salahnya jika aku memakai tangan
kiriku?”Tanya maryn kembali
“tidak salah sich. Hanya aneh saja”
Maryn menuju tempat duduk yang sudah disipakan diikutii
oleh jono yang tanpa sungkan langsung duduk di depan maryn
“diantara banyak kursi,kenapa kau harus duduk
didepanku?”Tanya maryn risih karena jono duduk di hadapannya
“aku bebas duduk di kursi manapun kan? Hm..tapi aku
benar-benar tak menyangka kau akan mengambil buku seperti itu”
“maksudmu buku********. Apa kau piker orang kalangan
miskin sepertiku tak boleh membaca buku ini? Ya aku tau memang tak pantas bagi
anak dari kalangan sepertiku membaca buku untung kalangan jetset seperti
kalian” jawab maryn geram
“bodoh bukan? Ya aku tau aku benar-benar naïf dengan
membaca buku ini. Memang tak seharusnya aku membaca ini. Karena orang sepertiku
tak mungkin tiba-tiba menjadi salah satu kaum kalian”lanjut maryn
“yak au memang bodoh dan naïf. Tapi menjadi bodoh dan
naïf bukanlah hal yang buruk koq. Bukannya dengan begitu kau bias melebihi kaum
jetset yang ada di dunia ini. Coba saja kita piker, bukanknah orang sukses
sebelumnya adalah orang yang tak memiliki apapun. dan mereka pun sebelumnya
menjadi bodoh dan naïf sebelum menjadi orang yang berhasil.”
Maryn tersenyum mendengar penjelasan jono. Ini pertama
kalinya ada orang yang mau mendengarkan keluhan maryn dan secara tidak langsung
menyemangatinya.
“terima kasih jono. Kau orang pertama yang mau
mendengarkan keluhanku”
Atmosfer berat yang ada pada mereka sedikit demi sedikit
mulai mencair. Maryn yang selalu dingin dan cuek pada jono, kini mulai membuka
hatinya dan mulai bersikap ramah pada temannya ini
“kapan kau punya waktu luang?”Tanya jono tiba-tiba
“waktu luang untuk apa?”Tanya maryn balik
“aku ingin menyelesaikan tugas kita dengan cepat”jawab
jono
“bagaimana
dengan vina?”
“kau kan tau kalau vina pasti akan selalu confront
denganmu. Lebih baik kita berdua yang menyelesaikannya dulu nanti aku akan
meminta bahan yang diperlukan pada vina”
Oh
begitu aku mengerti”
“Jadi
kapan kau punya waktu luang?”
“aku rasa tiga hari lagi. Ya aku libur pada hari sabtu
karena bu vivi ada urusan jadi toko tutup.”
“ike
kalu begitu hari sabtu aku akan datng ke rumahmu”simpul jono
****
Dan
benar saja. Sekitar jam empat sore,jono mulai mencari maryn. Ia sudah berada di
depan panti dan memanggil-mangil maryn dari luar“maryn..maryn”
Keluarlah seorang anak kecil,berkulit hitam dengan mainan
didekapannya
“kak
maryn sedang keluar. Nanti juga dating. Ayo masuk”tawar anak itu pada jono.
Dengan malu-malu jono menerima tawaran itu dan masuk ke dalam
panti. Anak itu pun menyuruh jono untuk duduk di ruang tamu, namun jono
menolaknya. Ia lebih memilih untuk menunggu maryn di teras depan saja. Tak
berselang lama kemudian,maryn pun dating. Ia agak terkejut melihat jono duduk
diteras menunggunya
“ah maaf.
Apa kau sudah lama menunggu?”Tanya maryn
“ah
tidak aku juga baru sampai kok”
“tunggu
sebentar dulu. Aku harus membawa barang-barang ini masuk”
“barang
apa itu?”
“bahan
untuk membuat kue untuk dagang besok”
Maryn pun masuk dan menaruh barang-barang yang ia
bawa,lalu bergegas pergi ke teras depan menemui jono yang telah menunggunya.
Tak pernah disangka oleh maryn pemandangan yang ada dihadapannya itu. Ternyata
jono terlihat sedang asik bermain dengan kou dan yang lainnya. Mereka terlihat
akrab satu sama lain. Maryn sebenarnya tak ingin mengganggu mereka, namun apa
daya tugasnya belum selesai. Ia pun mulai mengusir anak-anak yang sedang
bermain dengan jono.
“kou,jane,dan yang lain. Ayo cepat masuk sana! Kakak mau
buat tugas. Jangan mengganngu”
Sontak saja, anak-anak langsung cemberut mendengar maryn
yang mngusir mereka. Dengan terpaksa mereka menuruti perintah maryn dan masuk
ke dalam.
“aku tak
percaya kau bias akrab dengan anak-anak. Padahal aku piker kau adalah orang
egois yang hanya memikirkan dirimu sendiri saja”ujar maryn jujur
“kau
kira orang macam apa aku ini”sahut jono dengan agak marah
Maryn pun cekikikan geli melihat reaksi jono. Ia pun
duduk di dekat jono. Mereka pun mulai bekerja dengan serius. Begitu seriusnya
mereka berdua bekerja, tanpa sadar hari sudah gelap. Perut mereka yang kosong
sedari tadi,kini meraung-raung minta diberi makan
“ah
sudah jam makan malam. Ayo kita makan saja didalam”tawar maryn kepada jono
Dengan sopan jono menolak tawaran maryn.ia tak mau
merepotkan tuan rumah. Namun maryn terus-terusan memaksanya. Maryn tidak mau
jika tamunya kelaparan terus. Apa boleh buat,akhirnya jno pun menerima tawaran
maryn.jono pun diantar menuju ruang tengah oleh maryn. Diruang tengah yang
sederhana itu,terlihatlah anak-anak panti yang telah duduk di meja makan.
Kou,jane,bi ima dan yang lainnya telah duduk bersama di meja yang sederhana
itu. Dengan lauk pauk yang sederhana, mereka menunggu maryn dan jono untuk
makan bersama mereka. mereka tak akan memulai makan,jika
seluruh anggota keluarga tak berkumpul bersama
“ayo duduk. Jangan malu-malu disini. Ya kanggoin lauknya
kayak gini”ajak bunda pada jono
Dengan canggung,jono pun duduk disamping maryn. Seperti
biasa,sebelum makan mereka berdoa bersama. Suasana hangat terpancar pada makan
malam tersebut. Anak-anak kecil yang kelaparan, tanpa sungkan-sungkan mlangsung
menyambar makanan yang ada dihadapan mereka tanpa mempedulikan jono yang dating
sebagai tamu. Dan tentu saja bi ima dan bunda langsung marah-marah melihat
tingkah anak-anak asuh mereka yang kurang sopan didepan jono. Tapi dasar
anak-anak,walaupun mereka dimarahi mereka tetap saja begitu. Saling berebut
lauk yang mereka suka. Bercanda waktu makan dan terkadang bertengkar dan saling
menjahili. Maryn yang merasa tidak enak pada jono langsung meminta maaf pada
jono atas kelakuan anak-anak panti. Namun jono hanya cekikiakan geli melihat
tingkah anak-anak dan tak mempermasalahkan sikap anak0anak yang kurang sopan.
Jono malah senang melihat tingkah anak-anak yang k=lucu dan menggenaskan itu. Maryn
pun lega melihat jono yang tak terlalu mempermasalahkan soal tingkah anak-anak
yang kurang sopan itu
Suasana
hangat dan kekeluargaan menyelimuti ruanagn itu. Canda tawa tak luput
menyelingi acara makan bersama malam itu. Jono juga terlihat bias bergabung
dengan kelurga itu. Hingga acara makan bersama itu pun berakhir. Anak-anak
kembali ke kamr mereka. mereka bersiap-siap untuk belajar. Tinggalah maryn, bi
ima dan jono. Maryn pun mulai membersihkan sisa-siasa makan tadi dan membawanya
ke belakang untuk dicuci. Karena merasa ak enak dengan tuan rumah, jono pun
membantu maryn untu mencuci peralatan makan mereka. pada awalnya maryn menolak,
namun karena jono terus-terusan mekasa ingin membantunya,mau tidajk mau maryn
pun mengizinkan jono untuk membntunya
Tak
brselang lama kemudian, pekerjaan mencuci piring pun selesai. Dan mereka pun
memutuskan untu kembali memngerjakan tugas mereka. mereka pun kembali ke dalam
kesibukan membuat tugas itu. Mereka terus dan terus bekerja dengan giat hingga
tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 10.30. rasa kantuk dan lelah telah
menjalar dalam tubuh maryn, seskali maryn pun menguap. Jono yang melihat maryn
telah lelah bekerja,mulai menghentikan pekerjaanya
“kelihatannya kau sudah mengantuk. Sebaikanya aku pulang
sekarang”seru jono
Maryn tetap bekerja dan mengacuhkan jono
“Sebaiknya kau istirahat dulu” saran jono
Lagi-lagi maryn mengacuhkan jono dan bersikeras untuk
tetap bekerja menyelesaikan tugasnya yang belum selesai. Ia tetap ,embaca
refrensi lalu menulisnya dalam lembaran
kertas lain. Jono yang melihat maryn hanya bias mengernyitkan alisnya
“sudahlah istirahatkanndirim. Jangan memaksakan diri “
“ya aku tau, tapi setelah aku menyelesaikan bagian ini.
Lag sedikit koq. Kau bias pulang duluan jika kau lelah. Nanti biar aku yang
mnyeleaikan sisanya”
“Dasar Kepala batu”ejek jono
Maryn
hanya bias melotot pada jono yang mengejeknya. Lalu ia pun kembali
menyelesaikan tugasnya itu. Jono hanya diam terpaku melihat betapa keras
kepalanya maryn.akhirnya karena ia tak sanggup lagi melihat maryn yang keras
kepala, ia pun langsung mengambil bukunya dan menjatuhkan bukunya didepan maryn tepat di laporan yang maryn
kerjakan. Maryn pun terkejut atas apa yang dilakukan oleh jono. Ia terbengong
melihat laporannya tertutupi oleh buku jono. Lalu ia pun menyingkirkan buku
tersebut dari tugas laporannya. Dan lagi-lagi jono kembali menjatuhkan buku itu
di depan batang hidungnya. Tapi lagi-lagi maryn menyingkirkan buku tersebut.
Dan jono pun kembali menjatuhkan sesuatu di depan maryn, tapi kali ini ia
menjatuhkan tas yang ia bawa dan bersimpuh agar sejajar dengan maryn.
Sekali
lagi maryn berusaha menyingkirkan tas jono yang menutupi tugas laporannya namun
kali ini jono menghalanginya. Jono langsung memegang pergelangan tangan maryn
yang mulai bergerak menyingkirkan tas yang ada dihadapannya
“Jono
lepaskan aku. Aku harus segera menyelesaikan laporan ini”ujar maryn sembari
berusaha melepaskan cengkraman jono
Tapi jono tetap tak bergeming. Ia tak mengindahkan
perintah maryn. Malah ia makin memperkuat cengkramannya
“jon,
kau bias pulang duluan jika kau mau. Biar aku saja yang menyelesaikan sisanya”
Jono sudah tak tahan lagi dengan sikap maryn yang keras
kepala. Kali ini ia menarik kedua tangan maryn dan menguncinya. Lalu ia pun
mencondongkan wajahnya kea rah wajah maryn
“sudah hentikan maryn. Apa kau ini adalah
workaholic?”Tanya jono sambil mempererat kunciannya
“Kalau aku adalah workaholic, apakah kau ada
masalah?”Tanya maryn geram
Jono melepaskan kunciannya. Ia lalu memegang bahu maryn
yang cidera. Sontak saja maryn langsung menjerit kesakitan. Cideranya masih
belum sembuh ditambah lagi jono yang tiba-tiba memegang bahunya. Melihat maryn
yang menjerit kesakitan, jono yang panik pun langsung melepaskan tangannya dari
bahu maryn. Ia masih kaget melihat maryn yang hamper menangis karena menahan
sakit dibahunya
“ma.maryn. apa aku perlu memanggil bunda? Tanya jono
dengan wajah yang masih panic dan bersiap memanggil Bunda
Maryn langsung menarik baju jono. Ia tak mau bunda
khawatir atas dirinya
“to..tolong jangan panggil Bunda”pinta maryn
Jono pun mengabulkan permintaan maryn. Ia mengurungkan
niatnya untuk memanggil bunda. Jono terus memandangi maryn yang sedang menahan
rasa sakitnya. Melihat kesempatan ini, tiba-tiba jono puny aide
“aku tak akan memanggil bunda. Tapi dengan satu syarat.
Kau jangan pernah memaksakan dirimu lagi. Sana cepat tidur. Dan kali ini jangan
membantah perintahku
Maryn tak punya ilihan lain. Daripada jono harus mengadu
pada bunda, lebih baik kali ini ia menuruti perkataan jono. Iapun mengagguk
mengiyakan perintah jono
“baiklah”kata maryn
Jono pun senang melihat maryn yang takmembantah apa yang
ia katakana. Lalu a pun mengambil buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.
Kemudian ia pun pamit pulang meninggalkan maryn
Langganan:
Postingan (Atom)